Perayaan hari besar keagamaan di tengah wabah pandemi Covid-19 tentu membuat sebagian orang merasa was-was. Sebab aturan berkumpul dalam jumlah banyak bisa menjadi media penyaluran sempurna dari corona virus.

Siap Rayakan Natal 2020, Gereja Katedral Samarinda Bebas Angka Covid-19

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Perayaan hari besar keagamaan di tengah wabah pandemi Covid-19 tentu membuat sebagian orang merasa was-was. Sebab aturan berkumpul dalam jumlah banyak bisa menjadi media penyaluran sempurna dari corona virus. 

Kendati demikian, jelang perayaan Natal 2020 pada Jumat 25 Desember mendatang Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda, Jalan Jendral Sudirman, Kelurahan Bugis, Kecamatan Samarinda Kota rupanya telah begitu mempersiapkan dirinya. 

Selain membagi jemaat sesuai aturan protokol kesehatan, dijelaskan Pastor Moses Komela Avan kalau Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda belum pernah mencatat kasus Covid-19.

"Kami tutup sejak wabah pandemi. Kemudian mulai buka kembali sejak Juli. Tidak ada (kasus Covid-19). Kami bersyukur itu tidak ada, sejak kami buka minggu pertama bulan Juli sampai sekarang tidak ada," urai Moses, Minggu (20/12/2020).

Kunci dari nol kasus Covid-19 yang ada di Gereja Katedral Santa Maria Penolong Abadi Samarinda juga berkaitan erat dengan pendisiplinan penerapan protokol kesehatan.  

"Karena pembagian umat juga tidak bebas mengikuti perayaan mekaristi. Perayaan mingguan kan 4 kali. Sama kaya natal pembagian kelompok juga sudah diatur," imbuhnya. 

Kemudian untuk kapasitas, lanjut Moses, nantinya saat melaksanakan perayaan natal para panitia tidak akan memberikan toleransi apabila jumlah jemaat telah mencapai 50 persen dari kapasitas gereja. 

"Tidak ada toleransi juga yang datang terlambat setelah kapasitas yang tersedia penuh maka pintu akan ditutup, yang datang terlambat dipersilahkan kembali kerumah," tegasnya. 

Diungkapkan kembali oleh Moses, selain tidak memberikan toleransi pada kapasitas perayaan natal di dalam gereja, ia pun juga mengimbau kalau jemaat pada usia lansia dan anak-anak lebih baik merayakan perayaan melalui via daring. 

"Untuk mendistribusikan umat secara merata pada perayaan. Tetapi pemerataan itu dengan menerapkan pengurangan umat yang mengikuti mekaristi pada usia lansia dan anak anak tadi (mengikuti perayaan via daring)," pungkasnya. (*)


Artikel Terkait