Di antaranya penyalahgunaan di bagian kredit, adanya kredit fiktif, penyalahgunaan uang pelunasan kredit, penyalahgunaan sebagian dana kredit, pencairan dan deposito dan tabungan nasabah.

BPR Terus Merugi, Novi Marinda Sebut Akibat Tak Miliki Program Unggulan dan Inovatif, Ini Sarannya untuk Pemerintah

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Dalam laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Kaltim, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami kerugian Rp 2,647 miliar tahun 2020 dan total potensi kerugian lanjutan menjadi Rp 4,788 miliar.

Menurut BPK, ada lima temuan penyebab kerugian bank pelat merah tersebut. 

Di antaranya penyalahgunaan di bagian kredit, adanya kredit fiktif, penyalahgunaan uang pelunasan kredit, penyalahgunaan sebagian dana kredit, pencairan dan deposito dan tabungan nasabah.

Kondisi tersebut turut direspon Novi Miranda Putri Anggota Komisi II DPRD Samarinda.

Menurutnya, BPR tidak memiliki program yang unggulan dan inovatif. 

Sehingga tidak menyelesaikan masalah bila BPR terus dapat suntikan modal dari Pemkot Samarinda.

“Dalam menjalani roda perbankan tidak efektif bisa menimbulkan kerugian,” kata Novi, Kamis (4/11/2021).

BPR juga diketahui mengalami permasalahan internal. 

Untuk itu, perlu usaha yang dilakukan Pemkot Samarinda, agar ke depan bank itu memaksimalkan pelayanannya kepada nasabah.

"Tidak lagi berbenturan dan berkonflik di internal, akan berpengaruh terhadap semangat bekerja,” tuturnya.

Walaupun, kerap disuntik dana segar, Novi Selama ini, kata Novi, Bank BPR sebagai perusahaan plat merah hampir tidak ada subangsinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD).

“Bagaimana mungkin juga ada PAD-nya, rugi terus,” tegasnya. (advertorial)


Artikel Terkait