2022, belum genap satu tahun. Data Dinas Kesehatan Kaltim, Januari hingga November ditemukan kasus 35 anak meninggal gegara Deman Berdarah Dengue (DBD).

Harap Waspada!! Dinkes Kaltim Temukan 35 Kasus Anak Meninggal Akibat DBD di 2022

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - 2022, belum genap satu tahun. Data Dinas Kesehatan Kaltim, Januari hingga November ditemukan kasus 35 anak meninggal gegara Deman Berdarah Dengue (DBD).

Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, data 35 anak meninggal akibat DBD merupakan data yang tercatat hingga 2 November lalu.

"Hingga 2 November 2022 sudah ada 35 anak meninggal dunia," kata Jaya Mualimin, beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa usaha, Dinkes Kaltim telah berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.

Hanya saja, kasus DBD masih terjadi di Kaltim, berikut rinciannya:

Berau 2 kasus
Kutai Barat 5 kasus
Kutai Kartanegara 5 kasus
Kutai Timur 1 kasus
Mahakam Ulu 3 kasus
Penajam Paser Utara 2 kasus
Balikpapan 5 kasus
Bontang 3 kasus
Samarinda 9 kasus

"Penanganan DBD tidak boleh terlambat. Jika lebih dari satu minggu, dikhawatirkan penderita bisa terkena Dengue Shock Syndrome (DSS)," jelasnya.

“Pada awal anak-anak panas sudah dilakukan skrining untuk mengetahui apakah ini DBD atau tidak. Sekarang sudah ada Rapid Diagnosis Test (RDT) dengan menggunakan NS1," lanjutnya.

Skrining penting dilakukan guna mengantisipasi sebelum anak dalam kondisi DSS.

Jaya mengingatkan kepada para orangtua agar tidak meremehkan gejala demam berdarah. Seperti demam, batuk dan pilek.

 "Jangan mengabaikan gejala panas saat anak sakit, atau saat anak batuk dan pilek," pungkasnya. (*)


Artikel Terkait