Chief Executive Officer (CEO) Nissan Makoto Uchida mengumumkan penutupan pabrik Nissan di Indonesia. Sebagai gantinya mereka akan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi di Asean.

Tutup Pabrik di Indonesia, Nissan Bakal Konsentrasi pada Pabrik Thailand

ANALITIK.CO.ID - Chief Executive Officer (CEO) Nissan Makoto Uchida mengumumkan penutupan pabrik Nissan di Indonesia. Sebagai gantinya mereka akan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi di Asean.

Penutupan pabrik Nissan di Indonesia salah satu perubahan strategi bisnis Nissan di dunia setelah mencatat penurunan permintaan mobil-mobil Nissan. Kendati tutup pabrik, Nissan tetap berjualan mobil di Indonesia.

"Penutupan fasilitas manufaktur di Indonesia dan berkonsentrasi pada pabrik Thailand sebagai basis produksi tunggal di ASEAN," kata Uchida mengutip keterangan tertulisnya dalam situs resmi Nissan, Jumat (29/5).

Rencana Nissan Motor Indonesia (NMI) mempertahankan pabrik di Indonesia dengan mengubah skema produksi menjadi perakitan mobil listrik dan mesin Xpander-Livina di Tanah Air akhirnya 'bubar' seiring keputusan prinsipal tersebut.

Rencana Nissan memproduksi mobil listrik dan mesin 1.500 cc Xpander-Livina di Indonesia sebelumnya diungkap pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin). Rencana ini diungkapkan pasca Nissan memutuskan berhenti memproduksi Datsun.

Sumber internal Nissan Indonesia juga pernah membenarkan mengenai apa yang disampaikan pemerintah saat itu.

Di Indonesia Nissan punya dua pabrik yang berlokasi di daerah Jawa Barat. Satu pabrik digunakan untuk memproduksi mobil Nissan, satunya lagi yang dibangun pada 2014 untuk mobil Datsun Go, Go+, dan Cross.

Namun satu pabrik yang terakhir memproduksi Livina berhenti pada Februari 2019. Perusahaan memilih memanfaatkan aliansi dengan 'menumpang' produksi Livina generasi terbaru ke pabrik Mitsubishi Indonesia. Kemudian pada Januari 2020 Nissan memutuskan berhenti memproduksi mobil-mobil Datsun.

Uchida mengatakan keputusan tersebut menjadi bagian dari strategi bisnis jangka panjang perusahaan hingga akhir tahun fiskal 2023.

"Kami sekarang akan berkonsentrasi pada kompetensi inti kami dan meningkatkan kualitas bisnis kami, sambil mempertahankan disiplin keuangan dan fokus pada pendapatan bersih per unit untuk mencapai profitabilitas. Ini bertepatan dengan pemulihan budaya yang didefinisikan oleh "Nissan-ness" untuk era baru," kata Uchida.

Selain Indonesia, pabrik yang akan ditutup Nissan yaitu di Barcelona, Spanyol. Lalu tindalan lain untuk menyelamatkan perusahaan yaitu meningkatkan operasional pabrik menjadi di atas 80 persen, merasionalkan jajaran produk global dari 69 model menjadi 55 model, serta mengurangi biaya tetap sekitar 300 miliar yen.

Selain itu Nissan juga akan memfokuskan bisnis pada tiga pasar inti yaitu Jepang, Cina, dan Amerika Utara, kemudian lebih memanfaatkan aset aliansi (Nissan, Mitsubishi, Renault), memperkenalkan 12 model dalam 18 bulan ke depan, hingga fokus ke kendaraan segmen C dan D, mobil listrik, dan sport.

Respons Nissan Indonesia

Merujuk kepada keputusan prinsipal tersebut pihak NMI membenarkan pabriknya di Indonesia tutup permanen. Semua rencana soal produksi mesin dan mobil listrik dipastikan batal.

"Merujuk pada announcement (pengumuman) global kemarin, fasilitas manufacture Nissan di ASEAN difokuskan di Thailand," kata Head of Communication NMI Hana Maharani.

Namun, Hana menegaskan perusahaan tidak akan hengkang dari Indonesia dengan konsisten menjual sejumlah produk andalan serta melayani konsumen dari sisi purnajual. (*)


Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Nissan Indonesia Tutup Pabrik, Produksi Mobil Listrik Batal"


Artikel Terkait