Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah buka suara terkait pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) terpadu di Jalan Poros Samarinda-Bontang yang ditarget mulai dibangun pada 2023 mendatang.

Soal Pembangunan Rumah Potong Hewan di Tanah Merah, Laila Fatihah Setuju Jika Turut Hadirkan Ruang Ekowisata

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah buka suara terkait pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) terpadu di Jalan Poros Samarinda-Bontang yang ditarget mulai dibangun pada 2023 mendatang.

RPH tersebut diyakini Pemkot bisa tingkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Menanggapi hal itu, Laila Fatihah mengatakan sumber PAD dari RPH sebelumnya disebutnya belum optimal, bahkan tak ada sama sekali.

“Ada RPH milik pemerintah yang dipakai menyembelih sapi sendiri dari peternak, tidak berbayar. Jadi tidak ada PAD yang masuk ke kita,” ujar Laila sapaannya, Sabtu (8/10/2022).

Sebagai informasi sumber PAD yang ingin digali Pemkot Samarinda dari RPH terpadu itu melalui pemanfaatan rest area, urban framing, hingga ekowisata.

Selain, secara keseluruhan bertujuan untuk menyiapkan suplai daging higienis dan halal di Samarinda.

Menurut Laila, memang sudah tak ada lagi lahan yang memungkinkan untuk pengembangan budidaya sapi dan kambing di Samarinda, selain di lokasi RPH terpadu itu.

Sementara pemkot melaksanakan tahapan awal pengerjaan fisik 2023, Laila menyebut pihaknya di Badan Peraturan Daerah (Bapepmerda) akan mengkaji kembali regulasi terkait.

“Perda 27/2006 tentang RPH milik kita itu sudah kadaluarsa. Kami akan tinjau untuk mengatur sewa menyewa, sampai perjanjiannya. Dibutuhkan revisi untuk penyesuaian, apalagi setelah BBM ini naik,” jelasnya.

Lebih lanjut, politisi asal PPP itu pun menyatakan setuju jika RPH terpadu turut menghadirkan ruang ekowisata.

Meski belum mengetahui detail konsepnya, Laila mengatakan hal tersebut dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Kota Tepian.

“Bisa jadi wadah edukasi pelajar kita. Nanti akan berkembang, bisa ada rumah makan yang dikelola warga sekitar. Jadi membuat ekonomi kerakyatan hidup juga,” harapnya.

Sebagai informasi, melalaui workshop perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan RPH di Balai Kota Samarinda, Kamis, 6 Oktober 2022 lalu, Wali Kota Andi Harun menyampaikan kebutuhan daging di Samarinda mencapai 1.200 ton atau setara dengan 12.000 ekor sapi per tahunnya.

Sedangkan distribusi sapi lokal hanya mampu memenuhi 26,8 persen dari kebutuhan tersebut.

Andi Harun meminta seluruh leading sektor saling bekerjasama dan berkolaborasi dengan pihak terkait agar RPH terpadu ini menjadi pusat industri daging sekaligus olahannya yang modern bertaraf Internasional. (Advertorial)


Artikel Terkait