Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda menyebut edukasi stunting kepada para remaja sangat penting.

Remaja di Samarinda Diberi Edukasi Stunting, Pasangan Muda Diimbau Tak Merokok

ANALITIK.CO.ID - Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda menyebut edukasi stunting kepada para remaja sangat penting.

Pasalnya, intervensi stunting terhadap kelompok remaja sangat mempengaruhi capaian target penurunan stunting nasional dan daerah.

Apalagi, tahun 2024 mendatang, pemkot telah menargetkan penurunan kasus stunting menjadi 11 persen. 

Hal itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Samarinda, dr. Siti Nurriyatus Zahrah.

“Misalnya harus diberi pendidikan tentang pengaruh anemia dapat menyebabkan kehamilan yang tidak sehat, keguguran bahkan pendarahan,” ujar Tutus, sapaan akrab dr. Siti Nurriyatus Zahrah beberapa waktu yang lalu.

“Secara nasional ada target penurunan angka stunting di tahun 2024 harus mencapai angka 14% dan tahun 2030 harus nol persen. Samarinda sendiri memiliki target penurunan angka stunting hingga 11% di tahun 2024” sambungnya.

Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu, ditandai dengan tubuh pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi.

Balita stunting pada umumnya rentan terhadap penyakit, mempunyai kecerdasan yang di bawah normal serta produktivitasnya rendah. 

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Tutus, edukasi  juga bakal menyasar kelompok pasangan muda, termasuk imbauan untuk tidak merokok karena dikhawatirkan berpengaruh pada sistem reproduksi atau kualitas sperma dan kehamilan para ibu muda.

Ia juga menjelaskan  bahwa pengaruh pendidikan juga sangat penting terhadap upaya menekan laju peningkatan kasus stunting ini.

Edukasi terhadap ibu hamil juga penting, utamanya terkait asupan gizi dan bahaya jika terdampak infeksi yang dapat menganggu proses kehamilan.

Tutus juga secara khusus mengingatkan agar pasangan muda juga menahan diri untuk menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan. Termasuk dengan pemberian ASI eksklusif.

“Boleh menikah asal jangan hamil dulu maka pakailah KB, karena belum usia produktif. Termasuk rajin-rajin ke posyandu,” ungkapnya.

Kemudian, untuk calon pengantin yang menikah usia muda namun belum mencapai usia produktif maka Kementerian Agama melakukan intervensi pembinaan pengantin.

“Percepatan penurunan angka stunting ini juga menyasar dari sejak sebelum melahirkan, hingga bayi lahir,” pungkasnya. (advertorial)


Artikel Terkait