Jumat (4/9/2020) kemarin masih menyisakan duka, usai peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa seorang bocah bernama Febi (6) di Jalan Lempake Tepian, RT 01, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang.

Kebakaran di Lempake Samarinda Tewaskan Seorang Bocah Berusia 6 Tahun

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Jumat (4/9/2020) kemarin masih menyisakan duka, usai peristiwa kebakaran yang merenggut nyawa seorang bocah bernama Febi (6) di Jalan Lempake Tepian, RT 01, Kelurahan Gunung Lingai, Kecamatan Sungai Pinang.

Sebab dua saudara dan ibu kandungnya saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie akibat luka bakar yang cukup serius.

“Ibu bersama dua anaknya dengan luka bakar grade 2 menjalani rawat inap. Sedangkan 2 anak lainnya menjalani rawat jalan dengan luka bakar grade 1,” ucap Humas RSUD AW Sjahranie, dr Arisya Andhina atau yang karib disapa dr Sisi, Minggu (6/9/2020) melalui telepon selulernya.

Lanjut Sisi, mereka yang menjalani rawat jalan berinisial PT dan MA. Sedangkan yang menjalani rawat inap ialah IF dengan luka bakar 13 persen. Kemudian II luka bakar 25 persen dan WH luka bakar 1 persen.

“Kami masih evaluasi dan melakukan perawatan yang maksimal sesuai protap penanganan luka bakar,” imbuh Sisi.

Terpisah, Kapolsek Sungai Pinang AKP Rengga Puspo Saputro melalui Kanit Reskrim Iptu Fahrudi menuturkan, dugaan sementara penyebab kebakaran yang menewaskan seorang bocah pada malam itu disebabkan hubungan pendek arus listrik alias korsleting.

“Untuk sementara itu (korsleting). Karena penyelidikan sementara diketahui api berasal dari kediaman korban,” ungkap Fahrudi.

Untuk memperkuat dugaan tersebut, kata Fahrudi, pihaknya telah mengambil keterangan dari sejumlah saksi. Yakni Hartati dan anaknya Elsa Sarahmini yang juga menjadi korban dalam musibah tersebut.

Kemudian ketua RT setempat dan dua orang pemilik rumah tunggal yang kini hanya sisa puing-puing akibat amukan si jago merah.

Meski korsleting diduga menjadi penyebab peristiwa kebakaran itu, namun pihak kepolisian masih akan terus mencari penyebab pasti dengan menjadwalkan kembali olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Rencana besok (Senin 7 September) kami akan kembali ke lokasi untuk melakukan olah TKP lagi,” pungkasnya. (*)


Artikel Terkait