Terjadinya kelangkaan BBM di beberapa wilayah ikut disikapi kalangan dewan di Karang Paci-sebutan DPRD Kaltim.

Soal Pemotongan Kuota BBM 5 Persen, Anggota Dewan Bakal Pertanyakan ke Kementerian ESDM

ANALITIK.ID, SAMARINDA - Terjadinya kelangkaan BBM di beberapa wilayah ikut disikapi kalangan dewan di Karang Paci-sebutan DPRD Kaltim. 

Seperti yang terjadi di Bontang, dimana Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar terpantau mulai sulit ditemui.

Bahkan pencari bahan bakar mesin diesel ini harus rela mengantri cukup panjang.

Antrian tersebut didominasi kendaraan angkutan barang yang mengantri hingga bahu jalan.

Melansir Tribunkaltim.co, Agus Widianto, salah satu pengantri di SPBU Brigjend Katamso yang panjang antriannya mencapai 800 meter mengaku kesulitan mendapatkan Solar.

Ia juga menceritakan tak sedikit rekannya sesama sopir harus rela menginap di SPBU demi menunggu giliran.

Syarifuddin alias Ical, koordinator Persatuan Leveransir Baham Bangunan (PLBB) Kota Bontang membenarkan sejumlah supir harus bermalam demi memperoleh Solar.

"Kalau tidak begitu bisa kehabisan Solar kami, nah mau muat bagaiamana," ujar Ical dikutip dari Tribunkaltim.co.

Ical juga menambahkan, jika pasokan solar di sejumlah SPBU Bontang bisa ludes dalam sekejap.

Terkait langkanya BBM itu, anggota DPRD Kaltim sampaikan pihaknya bersama komisi terkait akan bertandang ke Kementerian ESDM. Salah satu yang akan dibahas yakni pemotongan kuota BBM sebesar 5 persen. 

“Hari ini saya baru tiba di Jakarta inshaallah besok kita akan ke Kantor Kementrian ESDM guna menindaklanjuti hasil pertemuan dengan pihak Pertamina,” ungkap Sutomo Jabir saat dikonfirmasi via WhatsApp.

Komisi II DPRD Kaltim memastikan akan terus mengawal terkait kuota yang dipangkas sebesar 5 persen, dan akan mempelajari kebutuhan BBM Kaltim kedepannya.

“Kita kan daerah penghasil migas masa kita sendiri kekurangan BBM, kita akan terus mengawal. Kita pastikan kenapa itu dipangkas, harusnya kaltim sebagai daerah penghasil migas tidak mengalami kekurangan BBM. Jangan seperti ayam mati di lumbung padi lah,” bebernya. (*) 

Logo DPRD Kaltim

Logo DPRD Kaltim

Artikel Terkait