Komisi III DPRD Bontang menggelar rapat membahas penanganan medan jalan S. Parman (simpang tiga depan RSUD).

Komisi III DPRD Bontang Panggil Dishub dan Satlantas Polres, Bahas Rekayasa Jalan Depan RSUD Taman Husada

ANALITIK.ID, BONTANG - Komisi III DPRD Bontang menggelar rapat membahas penanganan medan jalan S. Parman (simpang tiga depan RSUD).

Mereka memanggil jajaran dinas perhubungan, aparat kepolisian beserta perwakilan dari rumah sakit umum daerah (RSUD) Taman Husada Bontang.

Rapat dipimpin oleh wakil ketua komisi III, Abdul Malik dan dihadiri oleh tiga anggota dewan lainnya, Agus Suhadi, Faisal dan Abdul Samad.

Membuka pertemuan itu, Faisal memberikan apresiasi kepada pemerintah dan pihak kepolisian yang merespon peristiwa kecelakaan beruntun beberapa hari lalu.

"Kami lihat di lapangan walaupun penutupan jalan hanya bersifat sementara, paling tidak sudah ada sedikit upaya untuk mengatasi kecelakaan tidak terulang lagi," katanya di ruang rapat DPRD Bontang, Rabu (11/3/2020) sore.

Di masyarakat sendiri, diakui para anggota dewan mendapatkan respon yang baik meskipun terjadi pro dan kontra. Beberapa mengutarakan alasan terlambat untuk menuju rumah sakit karena harus manuver terlalu jauh.

"Tidak sedikit bertanya demikian, kami sampaikan ini uji coba dulu, kalau memang itu yang harus dilakukan harus terima, tapi kalau ada opsi yang lebih baik ayo didiskusikan," ucapnya.

"Saya melihat jalan samping PLN juga bisa jadi alternatif tapi perlu difikirkan truk bisa lebih parah kalau lewat situ karena lebar jalan juga tidak terlalu besar," tambahnya.

Kepala Dinas Perhubungan, Kamilan menjelaskan hasil evaluasi uji coba selama tujuh hari terakhir. Dari analisis yang telah didapat tujuan penutupan sementara itu untuk keselamatan agar kejadian serupa tidak terulang.

"Pasti ada solusi yang kami tawarkan, hasil koordinasi forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ) juga diputuskan untuk sementara diberlakukan seperti itu. Memang seminggu ini banyak masukan, tapi juga banyak yang mau mengakomodir kepentingan sendiri, bukan kepentingan umum," jelasnya.

Asumsi warga mengungkapkan jalan ke rumah sakit terlalu jauh, sebab 3 kapsul arah menuju ke luar Bontang tidak memungkinkan menjadi arah putaran karena jalan yang menurun, jurang dan ada yang paling landai. Mau tidak mau pengendara harus memutar balik di dekat tugu 'selamat datang' karena disitu yang masih aman.

Putaran kapsul dari arah Bontang maupun dari Samarinda ke Bontang Lestari, disebut Kamilan harus ada rekayasa jalan yang diperlebar, begitu juga kecepatan pengendara akan dibatasi.

Di pihak kepolisian, Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bontang, AKP Imam Syafi'i mengungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi di simpang depan RSUD sudah terjadi sebanyak 4 kali.

Anggota Satlantas, Suyud yang juga hadir menambahkan beberapa faktor kecelakaan, diantaranya faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan. Ia juga memberikan saran terkait rekayasa jalan.

"Menurut saya penutupan simpang akan rawan. Jangka pendeknya simpangan tetap dibuka dan traffic light tetap berlaku. Jalur ke arah Bontang kota kan 2 lajur, di tengah dikasih traffic bar. Jadi tidak mengganggu aktivitas masyarakat, manuver mobil besar ini rawan, semua harus ikuti lampu, jadi dari arah luar kota tetap jalan lurus terus melewati kiri jalan. Untuk rumah sakit, jalur masuk dialihkan ke gerbang atas, dibawah untuk jalur keluar," paparnya.

Setelah mendengar penjelasan dari dishub dan kepolisian, anggota dewan yang hadir sepakat untuk mendukung tindakan yang dilakukan.

"Kami serahkan ke kepolisian dan dishub karena mereka yang lebih tau, tambahan dari saya, minta ke lantas dan dishub di jam jam tertentu seperti jam kantor pagi maupun pulang sore ada petugas mengatur lalu lintas di simpang itu karena memang rawan," pinta Agus. (advetorial)

Logo DPRD Bontang

Logo DPRD Bontang

Artikel Terkait