Gempa tersebut kemudian disusul gelombang laut berkecepatan 360 km/jam setinggi 30 meter, menyapu sebagian pesisir wilayah Aceh, menjadi lembaran duka dalam sejarah Indonesia.

Tsunami Aceh 26 Desember 17 Tahun Silam, Ratusan Ribu Nyawa Manusia Jadi Korban

ANALITIK.CO.ID - Mengenang kembali bencana tsunami Aceh setiap 26 Desember Indonesia.

Sekitar pukul 8 pagi, pada Minggu 26 Desember 2004, gempa bermaknitudo 9,0 menguncang bumi Aceh.

Gempa tersebut kemudian disusul gelombang laut berkecepatan 360 km/jam setinggi 30 meter, menyapu sebagian pesisir wilayah Aceh, menjadi lembaran duka dalam sejarah Indonesia.

Gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 menjadi bencana alam yang paling membekas di masyarakat Aceh, dan menjadikan bencana alam paling dahsyat pada abad ini.

Ratusan ribu nyawa manusia menjadi korban dan ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya.

Meskipun bencana dahsyat itu sudah 17 tahun, namun Tsunami Aceh ini masih menjadi pembahasan, mulai dari ketinggian gelombang air, gempa besar yang menjadi penanda, hingga total kerusakan dan korban jiwa.

Diketahui, terjangan gelombang tsunami Aceh terjadi hanya dalam waktu 30 menit, dengan ketinggian hingga 30 meter dan kecepatan mencapai 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.

Akibatnya, lebih dari 120 ribu orang meninggal dunia pada dalam bencana tersebut.

Lebih dari 600 ribu orang harus mengungsi.

Tercatat sekitar 139 ribu rumah rusak akibat bencana tersebut, 2.600 Km jalan rusak, dan 669 bangunan pemerintah dilaporkan rusak.

Total nilai kerugian ditaksir menyentuh angka US$4,5 miliar kala itu.

Bencana Kemanusiaan Terbesar yang Pernah Terjadi

Dilansir dari cnnindonesia.com, PBB menyatakan tsunami Aceh 2004 sebagai salah satu bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.

Komunitas internasional bergerak melakukan evakuasi dan pemulihan di provinsi Aceh.

Dengan demikian bencana ini membangun kesadaran pentingnya mitigasi bencana.

Peneliti BRIN, Wisyanto mengkaji lebih dalam bencana tersebut.

Ia kemudian menuliskan dalam jurnal berjudul 'Tsunami Aceh 2004 Sebagai Dasar Penataan Ruang Kota Meulaboh' beberapa waktu lalu.

Ia mengutip laporan USGS yang menjelaskan bahwa tsunami Aceh kala itu diawali dengan gempa tektonik pada 26 Desember 2004.

Gempa terjadi pada pukul 07.59 WIB, berpusat di titik 3.316 derajat N, 95.854 derajat E dengan kekuatan 9,1 Mw.

Gempa tersebut memicu adanya gelombang tsunami yang masih diingat oleh sejumlah masyarakat sampai sekarang.

Tak hanya dirasakan di Indonesia, gempa berkekuatan 9,1 Mw itu terasa hingga Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan Somalia.

Gempa besar disebabkan adanya pergerakan lempeng bumi di bawah pulau Sumatera termasuk provinsi Aceh. Namun disebutkan ada tiga zona yang bisa menyebabkan gempa kuat di wilayah serambi Mekah itu.

Dalam jurnal yang berjudul 'Melihat Potensi Gempa bumi dan Tsunami Aceh' yang dipublikasikan pada 2017, disebutkan bahwa gempa bisa jadi karena adanya pertemuan lempeng Indo-Australia atau zona subduksi, zona patahan Sumatera, atau Investigator Fracture Zone (IFZ).

Gempa bumi di Aceh 17 tahun lalu yang mengakibatkan tsunami tersebut memiliki periode berulang, artinya gempa disertai tsunami bisa kembali terjadi di masa depan.

Hal itu mengingatkan kembali agar terus memperhatikan sifat periode ulang gempa. (*)


Artikel Terkait