Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa seorang menteri digaji tak lebih dari Rp 20 juta per bulan.

Menteri Investasi Ajak Mahasiswa Jadi Pengusaha, Sebut ASN Tak  Mungkin Jadi Orang Kaya

ANALITIK.CO.ID - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa seorang menteri digaji tak lebih dari Rp 20 juta per bulan.

Perbincangan soal gaji itu bermula ketika ia membahas upaya agar pendapatan per kapita Indonesia bisa naik dari saat ini di kisaran US$ 4.000 per kapita, menjadi US$ 12.000 per kapita.

Menurut Bahlil, jika target itu tercapai, Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi nomor tujuh terbesar di dunia.

Salah satu upaya untuk mencapai target pendapatan penduduk Indonesia US$ 12.000 per kapita kata Bahlil, yaitu dengan mengubah pola pikir mahasiswa.

Pelajar Indonesia kata Bahlil harus diubah pola pikirnya agar mau menjadi pengusaha.

Pasalnya, lanjut Bahlil, berdasarkan survei kala ia menjabat Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, hanya 3 persen dari mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha.

83 persen mahasiswa lainnya ingin menjadi karyawan dan 14 persen ingin menjadi politikus atau pekerja LSM.

Padahal, ketika ditanya apakah mereka ingin menjadi orang kaya atau tidak, semua ingin menjadi kaya.

Bahlil juga mengaku tidak mengerti dengan rumusan ekonomi  yang menyebut bahwa menjadi ASN itu akan menjadi kaya.

Menurutnya namanya karyawan itu tidak mungkin menjadi kaya.

"Namanya karyawan itu tidak mungkin menjadi kaya, kecuali Allah berkehendak lain," tuturnya.

Lebih lanjut, Menteri Investasi yang baru menjabat itu bahkan buka-bukaan mengenai gaji seorang menteri.

Dia blak-blakan menyebut bahwa gaji menteri itu tak lebih dari Rp 20 juta per bulan.

"Kalian pikir gaji menteri itu berapa?," tanya Bahlil, Selasa, 25 Januari 2022.

"Gaji menteri itu tidak lebih dari Rp 20 juta, hanya gayanya aja yang mantap," lanjutnya

Oleh karena itu, kata Bahlil, jangan berpikir bahwa para pejabat pemerintahan mempunyai uang yang banyak.

Pejabat kata dia memang memiliki kewenangan, namun itu pun untuk kesejahteraan rakyat.

Ia pun menjelaskan bahwa gaji para deputi bawahannya  kurang dari Rp 100 juta per bulan.

Padahal, kala menjadi komisaris, Bahlil mengaku bisa mendapat gaji minimal Rp 200 juta per bulan.

"Jadi menteri gajinya 19 juta. Jadi tidak bisa lagi ke mal kita. Kalau kita minum kopi di mal kita ditanya ini ambil uang dari mana. Jadi enggak bisa lagi," pungkasnya. (*)


Artikel Terkait