Inilah jadwal puasa Ramadhan 1441 H atau awal puasa Ramadhan 2020. Sebentar lagi umat Islam akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1441 H.

Jadwal Puasa Ramadhan 1441 H/ 2020 Menyambut Bulan yang Suci

ANALITIK.ID - Inilah jadwal puasa Ramadhan 1441 H atau awal puasa Ramadhan 2020. Sebentar lagi umat Islam akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1441 H.

Pasalnya, menurut kalender Islam (Hijriyah), saat ini, umat Islam telah berada di bulan Rajab 1441 H.

Hingga kini, belum ada keputusan resmi baik dari pemerintah maupun sejumlah organisasi Islam kapan 1 Ramadhan 1441 H. Muhammadiyah yang biasanya cepat merilis kapan 1 Ramadhan, juga belum mengumumkan.

Namun dari penelusuran Tribunnews.com di Kalender Islam (Hijriyah) tahun 2020 di situs al-habib.info, 1 Ramadhan 1441 H diperkirakan jatuh pada Jumat, 24 April 2020. Sementara 1 Syawal 1441 H yang menandai Lebaran 2020 jatuh pada Minggu, 24 Mei 2020.

Sementara itu, dalam kalender Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1441 H jatuh Jumat Kliwon, 24 April 2020. Hal ini dengan pertimbangan ijtima’ pada Kamis Wage, 23 April 2020 pada pukul 09.29.01 WIB, Matahari terbenam terlihat di Yogyakarta +03 53′ 09″.

Demikian dikatakan Ustaz Musyaffa, anggota Majelis Tarjih Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur dalam pengajian di Klinik Muhammadiyah, Minggu (9/11/2019) sebagaimana Tribunnews.com kutip dari situs pwmu.co.

Diketahui, dalam penentuan awal Ramadhan, Muhammadiyah memakai metode hisab. Dengan hisab, posisi hilal akan bisa diprediksi ada "di sana” sekali pun wujudnya tidak terlihat.

Hisab menggunakan perhitungan ilmu falak atau astronomi untuk menentukan bulan baru atau sabit.

Sehingga dengan metode ini, posisi hilal dapat diperkirakan secara presisi tanpa melihat bulan baru sebagai penanda awal bulan.

Bahkan, kata Ustaz Musyaffa, awal dan akhir Ramadhan telah diketahui Muhammadiyah hingga tahun 2067.

Sementara itu, penentuan awal puasa 1 Ramadhan 1441 H dari pemerintah, biasanya Kementerian Agama (Kemenag) akan terlebih dulu menggelar sidang isbat atau sidang penentuan.

Merujuk pada penentuan 1 Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya, sidang isbat akan dilakukan sehari jelang puasa Ramadhan atau pada hari terakhir bulan Sya'ban.

Sidang isbat dihadiri sejumlah kalangan antara lain Dubes Negara Sahabat, Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), BMKG, serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Kegiatan sidang isbat diawali dengan pemaparan posisi hilal awal oleh Tim Falakiyah Kemenag.

Kemudian dilanjutkan dengan melaporkan hasil hisab dan pantauan Rukyatul hilal oleh tim Kemenag di seluruh Indonesia.

Dari hasil tersebut, Kemenag bersama DPR, MUI, ormas-ormas Islam, serta perwakilan negara sahabat akan memutuskan kapan awal Ramadhan 1441 H/2020 dimulai.

Dengan demikian, patut dinanti pengumuman selanjutnya dari pemerintah terkait kapan 1 Ramadhan 1441/2020.

Amalan Sambut Ramadhan 1441 H

Dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1441 H, yang datang sebentar lagi, umat Islam juga harus mempersiapkan diri lahir dan batin.

Dengan mempersiapkan lahir dan batin, umat muslim dapat fokus untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah lainnya.

Pasalnya, ada banyak keistimewaan dan keutamaan selama bulan Ramadhan.

Di antaranya bulan dikabulkannya doa-doa, setiap amal akan dilipatkan gandakan nilainya, hingga bulan yang penuh berkah.

Lalu amal-amalan apa saja yang dipersiapkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan?

Berikut penjelasannya yang dikutip Tribunjabar.id dari berbagai sumber.

1. Bekal ilmu

Membekali ilmu terkait bulan Ramadhan amat utama agar ibadah selama bulan Ramadhan bermanfaat, mendatangkan pahala, dan tidak asal-asalan.

Seperti ucapan dari Umar bin Abdul Aziz,

مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ

“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Al Amru bil Ma’ruf, hal. 15).

Ilmu bulan Ramadhan dapat diperoleh dengan mengikuti kajian ilmu mengenai bulan Ramadhan.

Ilmu dipentingkan sebelum beramal.

Hal tersebut merupakan syarat diterimanya amal setelah ikhlas adalah mutaba'ah, yang berarti benar dan sesuai dengan syariat dan sunnah.

Sebagaimana hadis yang terkenal dan menjadi kaidah dari Imam Bukhari,

العِلْمُ قَبْلَ القَوْلِ وَالعَمَلِ

“Ilmu dulu sebelum berbicara dan beramal.” (Shahih Bukhari, 1/24).

2. Perbanyak taubat

Memasuki bulan yang suci tentunya harus bersih dari dosa dan maksiat.

Dosa dan maksiat dapat menghalangi seseorang dari ketaatan, karena dosa dan maksiat dapat mengotori dan menutupi hati.

Oleh karena itu berusahalah membersihkan hati dari noda dosa dan maksiat dengan memperbanyak taubat dan istigfar.

Rasulullah SAW bertaubat dan beristigfar 70 kali dalam sehari.

Dengan beristigfar dan bertaubat maka hal tersebut meneladani Rasulullah SAW.

3. Memiliki tekad kuat (azam) dan niat tulus

Memasuki bulan Ramadhan tentunya harus siap dengan tekad yang kuat serta niat beribadah tulus dari hati.

Tekad kuat dan niat tulus dapat membuat seseorang produktif mengisi Ramadhan dengan berbagai ibadah dan amal saleh.

Dengan tekad yang kuat dan niat yang tulus dapan mendatangkan taufik dan kemudahan dari Allah SWT.

4. Membayar atau meng-qadha utang puasa

Bagi sebagian umat muslim, terutama kaum wanita yang sudah baligh, ada masanya tidak berpuasa karena haid atau nifas.

Sehingga mereka akan berhutang puasa, dan harus menggantinya. Untuk itu, bagi umat muslim yang memiliki hutang, sebaiknya mengganti hutang puasanya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Albaqarah ayat 184:

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَر

“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan, pada hari-hari yang lain”.

Seseorang yang berutang puasa Ramadhan dan sudah memasuki bulan Syaban, maka wajib menyegerakan membayar utang.

Tidak boleh menunda puasa untuk membayar hutang puasa hingga bulan Ramadhan yang akan datang tanpa adanya halangan.

Masa mengganti puasa Ramadhan dimulai dari bulan Syawal dan berakhir di bulan Syaban.

5. Perbanyak puasa di bulan Syaban

Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya'ban sebagai persiapan menyambut Ramadhan.

Sebagaimana penjelasan ‘Aisyah radhiallahu ‘anhu :

وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً

“Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya’ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh.”

Dalam riwayat lain, “Beliau berpuasa di bulan Sya’ban, kecuali sedikit hari.” H.R. Muslim: 1156. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul JADWAL Puasa Ramadhan 1441 H/2020, Sambut Bulan Suci yang Datang Sebentar Lagi, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/03/05/jadwal-puasa-ramadhan-1441-h2020-sambut-bulan-suci-yang-datang-sebentar-lagi?page=4.


Artikel Terkait