Baru-baru ini bahaya rumput fatimah ramai dibicarakan netizen. Pasalnya tersebar video berisi cerita ibu yang kehilangan bayinya akibat konsumsi rumput fatimah.

Viral Video Cerita Ibu Kehilangan Bayi Akibat Konsumsi Rumput Fatimah, Benarkah?

ANALITIK.CO.ID -  Berita Nasional yang dikutip ANALITIK.CO.ID tentang viral video cerita ibu kehilangan bayinya usai konsumsi rumput fatimah.

Baru-baru ini bahaya rumput fatimah ramai dibicarakan netizen. Pasalnya tersebar video berisi cerita ibu yang kehilangan bayinya akibat konsumsi rumput fatimah.

Menanggapi hal tersebut, ahli ginekologi, Profesor Ali Baziad, mengatakan bahwa konsumsi rumput fatimah bisa memicu rasa mulas atau kontraksi sehingga bayi lahir lebih cepat dari waktunya.

"Kami tidak menyarankan ibu hamil untuk konsumsi. Tapi kalangan awam biasanya pakai agar menimbulkan rasa mulas. Pasien umumnya ingin proses persalinan cepat. Kalau menunggu kan bisa, misal, 10-12 jam baru lahir, nah konsumsi ini bisa 5 jam saja sudah lahir," ujar Ali pada CNNIndonesia.com, Rabu (31/3).

Tumbuhan dengan nama ilmiah Labisia pumila ini bisa memicu rasa mulas luar biasa dan bisa membahayakan baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kematian bayi sebelum dilahirkan hanya satu dari deret bahaya konsumsi rumput fatimah.

Berikut bahaya rumput fatimah pada ibu hamil.

1. Bayi lahir dengan kondisi kesehatan buruk

Persalinan memerlukan proses. Ibarat orang berlari, misal dia memiliki jatah waktu satu jam. Namun saat ia dipaksa untuk menyentuh garis finish dalam waktu 15 menit, tentu ini akan sangat menyiksa. Dalam kasus persalinan berkat rumput fatimah dan bayi bertahan hidup, kesehatannya tidak sebaik bayi lain.

"Orang pasti ngos-ngosan. Nah bayi yang dipaksa lahir lebih cepat dari waktunya kondisi kesehatannya tidak begitu baik, berbeda dengan bayi yang lahir sesuai waktunya," kata Ali.

2. Terjadi perlengketan plasenta

Selain itu bahaya rumput fatimah jelang persalinan adalah risiko lengketnya plasenta di rahim atau retensi plasenta. Sebagaimana dilansir Alodokter, persalinan meliputi proses kontraksi yang memicu pembukaan leher rahim, lalu persalinan. Beberapa menit setelah bayi lahir, ini akan diikuti dengan keluarnya plasenta yang merupakan tahap terakhir persalinan.

Akan tetapi pada ibu dengan retensi plasenta, plasenta akan tertahan lebih dari 30 menit. Retensi plasenta bisa mengakibatkan infeksi dan pendarahan pasca-melahirkan yang bisa mengancam nyawa ibu.

"Ari-ari ini bisa lengket, makanya kami tidak menganjurkan. Pasien seringnya karena kepercayaan, kemudian turun-temurun digunakan, mereka kadang diam-diam pakai," kata Ali.

3. Risiko rahim robek

Saat persalinan menghadapi kendala termasuk kontraksi tidak muncul padahal kehamilan sudah lebih dari 40 minggu, dokter biasanya mengambil opsi untuk memberikan obat agar memicu kontraksi. Obat yang digunakan misal, mesoprostol, diberikan sesuai dosis yang diperlukan dan dalam pengawasan.

Berbeda dengan rumput fatimah, yang tidak ada pengawasan apalagi dosis pasti. Padahal kontraksi yang ditimbulkan bisa luar biasa hebat hingga mengakibatkan robek pada rahim.

"Yang ditakutkan, rasa mulas ini kuat, ibunya sudah melahirkan beberapa kali, rahim lemah, akibatnya rahim bisa robek, bekas sesar robek," imbuhnya.

Itu sejumlah bahaya rumput fatimah pada ibu hamil yang patut diwaspadai. (*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "3 Bahaya Konsumsi Rumput Fatimah pada Ibu Hamil", https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210331151150-255-624435/3-bahaya-konsumsi-rumput-fatimah-pada-ibu-hamil


Artikel Terkait