Salah besar jika berpikir bahwa TBC hanya bisa menyerang orang dewasa. Pada kenyataannya penyakit Tuberkulosis atau TBC juga bisa menyerang anak-anak.

TBC Bisa Serang Anak-anak, Waspada Gejalanya

ANALITIK.CO.ID - Berita Nasional yang dikutip ANALITIK.CO.ID tentang gejala TBC pada anak.

Salah besar jika berpikir bahwa TBC hanya bisa menyerang orang dewasa. Pada kenyataannya penyakit Tuberkulosis atau TBC juga bisa menyerang anak-anak.

Data Kementerian Kesehatan pada 2020 mencatat 349.549 kasus TBC di Indonesia. Dari angka itu sejumlah 32.251 kasus di antaranya diderita anak-anak.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, banyak kasus penularan TBC anak terjadi dari lingkungan terdekatnya. Sumber penularan bisa saja dari orang dewasa di keluarga atau lingkungan sekitar.

"TBC pada orang dewasa terus berkembang, ditambah beban TBC pada anak di mana sumber penularannya dari orang dewasa terdekatnya," kata Nadia dalam webinar, Selasa (23/3).

Salah satu cara melindungi anak dari TBC adalah memberikan imunisasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk mencegah perkembangan penyakit TBC. Imunisasi BCG bisa diberikan pada bayi sebelum berusia 3 bulan. Langkah ini juga dinilai ampuh mencegah anak menderita gejala berat karena TBC.

"Bagaimana melindungi anak-anak, salah satunya dengan memberikan imunisasi BCG pada anak, kami imbau seluruh masyarakat yang punya bayi segera melakukan imunisasi rutin termasuk imunisasi BCG untuk mencegah TBC," kata Nadia.

Gejala TB pada anak

Arief Bakhtiar, dokter spesialis paru sekaligus pengajar di Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK Unair, ada beberapa perbedaan TBC pada dewasa dan pada anak.

Orang dewasa umumnya mengalami TB paru, sedangkan anak-anak umumnya mengalami TB ekstra paru atau TB yang menyerang organ tubuh selain paru-paru.

Perbedaan berikutnya adalah gejala. Umumnya gejala TB adalah batuk lama, lebih dari 2 minggu. Namun pada anak, justru bukan batuk.

"TB anak gejala utama bukan batuknya. Gejala misal berat badan tidak kunjung naik, nafsu makan turun, sering demam berkepanjangan. Kalaupun ada batuk bisa curiga TB, tapi kalau batuk saja tentu enggak langsung mikir TB," kata Arief pada CNNIndonesia.com, Selasa (23/3).

Kapan orang tua perlu membawa anak cek ke dokter?

Orang tua harus segera membawa anak periksa saat gejala-gejala ini masih terjadi selama dua minggu atau lebih. Selain itu, Arief pun menyarankan untuk melakukan cek kesehatan saat ada anggota keluarga satu rumah yang sakit TB. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sekalipun Anda dan anak tak merasakan gejala apapun. 

Protokol Kesehatan Covid-19 Bantu Cegah TBC

Protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 bisa sekaligus mencegah penularan TBC. Memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan selain menghindarkan diri dari penyakit Covid-19, ternyata juga ampuh melindungi diri dari penularan TBC.

Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penggunaan masker yang tepat bisa mencegah penularan TBC yang terjadi melalui droplet atau percikan dahak saat penderita TBC batuk atau bersin. Sehingga di masa pandemi Covid-19 ini, cara pencegahan TBC bisa dilakukan bersamaan.

"Memakai masker saat pandemi bisa membantu mengurangi penularan TBC, menjaga jarak juga, karena 1 kasus TBC bisa menularkan pada 10-15 orang di sekitarnya," kata Tjandra. (*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Waspada Penyakit TBC Pada Anak", https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210324090027-255-621328/waspada-penyakit-tbc-pada-anak"


Artikel Terkait