Belum genap sepekan 2020 berganti. Namun suasana Kota Tepian kerap mencekam. Pertama, yakni warga Samarinda di gegerkan dengan peristiwa melompatnya seorang pria dari parkiran gedung Big Mall yang membuatnya tewas pada Sabtu (2/1/2021) malam lalu.

Diduga Alami Gangguan Jiwa, Seorang Pria Tebas Tetangganya Pakai Kapak hingga Tewas

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Belum genap sepekan 2020 berganti. Namun suasana Kota Tepian kerap mencekam. Pertama, yakni warga Samarinda di gegerkan dengan peristiwa melompatnya seorang pria dari parkiran gedung Big Mall yang membuatnya tewas pada Sabtu (2/1/2021) malam lalu. 

Tak lama berselang, setelah peristiwa itu, warga di kawasan Loa Bakung, Sungai Kunjang juga dihebohkan dengan temuan seorang pemuda yang tewas membusuk dan leher serta tangan demikian kakinya terikat, pada Selasa (5/1/2021) malam tadi. 

Belum genap 24 jam, pagi harinya, yakni pada Rabu (6/1/2021) sekira pukul 08.00 Wita, warga di kawasan Jalan Karya Baru, RT 09 Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara kembali digegerkan penemuan mayat. 

Tapi kejadian ini berbeda dari dua peristiwa sebelumnya. Yakni adanya dugaan kuat tindak pidana. Sebab kematian warga bernama La Iroji (61) disebabkan bacokan senjata tajam yang diayunkan Juliadi (40) sebanyak dua kali di bagian kepala korban. 

Dirinya meregang nyawa setelah ditebas tetangganya sendiri menggunakan kapak di rumahnya sendiri. Singkat cerita, setelah menyantap segelas kopi hitam di warung kelontong tak jauh dari rumahnya La Iroji kembali ke beranda rumahnya untuk berjemur, aktivitas ini memang kebiasannya mengingat usia senja. 

Usai merasa cukup, La Iroji kemudian hendak masuk ke dalam kediamannya. Namun tanpa diduga, Juliadi yang bermukim hanya empat meter dari rumah La Iroji  menghampiri dari arah belakang. 

Tangan pria berperawakan tambun ini sudah menggenggam kapak. Tanpa basi-basi, La Iroji yang tak sadar langsung menerima tebasan kapak yang diayunkan Juliadi. Dua tebasan kapak mengarah ke La Iroji. Mendarat tepat di kepala bagian belakang. Membuat bapak tiga anak itu tumbang bersimbah darah. 

Diceritakan Wasumi (50) yang masih berkerabat dengan korban, kalau saat kejadian dirinya sedang mengupas sayur lantaran akan digelar sebuah hajatan keluarga besar.

"Dirumah mau ada nikahan jadi lagi siap-siap. Makanya saya tadi lagi potong sayur," tutur Wasumi. 

Entah apa yang memprakarsai tindakan pelaku saat itu. Akan tetapi diketahui kalau pelaku penimpasan pernah mengalami gangguan jiwa. 

Kata Wasumi, kalau La Iroji baru saja dinyatakan sembuh oleh rumah sakit sebab mengidap penyakit stroke, dan diperbolehkan melakukan rawat jalan. Saat kejadian, La Iroji diceritakan tengah asik bermain dengan cucunya. Dan ia pun dikenal sebagai pria yang ramah dan kerap duduk di pelataran rumahnya. 

Lanjut Wasumi, saat kejadian kegaduhan didengar oleh Endang (36), anak La Iroji yang sedang memandikan buah hatinya. Ketika tiba di depan rumah, alangkah terkejutnya Endang, mendapati ayahnya sudah tersungkur bersimbah darah. 

Namun Juliadi saat itu masih hendak melanjutkan aksinya, akan tetapi Endang yang sigap langsung mendorong badan pelaku dan berhasil menghindarkan luka yang lebih fatal kepada La Iroji. 

"Anaknya sempat dorong. Kapaknya juga sempat jatuh," tambah Wasumi. 

Meski kapak sempat terjatuh, rupanya tak membuat Juliadi berhenti. Kapak pembelah kayu bergagang ulin sepanjang setengah meter kembali diambil. Tebasan kembali mendarat tepat di bagian kapala sebelah kanan La Iroji.

Pekikan anak korban dan keluarga mencuri perhatian warga sekitar. Mendadak dari keadaan sepi menjadi ramai dan riuh. Juliadi beserta kapaknya diamankan warga sekitar. Sedangkan nasib La Iroji, tewas di tempat lantaran tiga luka menganga di bagian kepala. 

Tindakan Juliadi yang diduga akibat pernah alami gangguan jiwa ini dibenarkan oleh Asnah, Ketua RT 9. Disebutkannya, kalau Juliadi sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada. 

"Iya betul pernah dirawat lebih sebulan saya lupa tahun berapa. Sempat ada pemantauan rutin juga sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga," jelas Asnah. 

Selain Asnah, Jumani (28) yang masih bertetangga juga menuturkan hal serupa. Yakni Juliadi memang memiliki riwayat ODGJ, kurang lebih 15 tahun terakhir. Bahkan kerap melakukan tindakan kekerasan ke warga sekitar. 

"Memang stres, sering pukul orang juga," singkatnya.

Terpisah, Kapolsek Sungai Pinang Kompol Rengga Puspo Saputro melalui Kanit Reskrim, Iptu Ahmad Wira menuturkan jika pelaku telah diamankan. Untuk korban dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) untuk dilakukan visum.

Disinggung soal dugaan pelaku yang mengalami gangguan kejiwaan, Wira tak serta merta pecaya begitu saja. Pihaknya akan melakukan pendalaman terkait kebenarannya. Dan, akan berkoordinasi dengan RSJD Atma Husada. 

"Kami tidak begitu saja percaya dan melakukan penyelidikan serta terus berkoordinasi dengan pihak terkait yakni pihak rumah sakit. Memang ada kartu kuning dimiliki pelaku. Tapi kita harus pastikan apakah pelaku bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum atau tidak," tukasnya. (*)


Artikel Terkait