Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim gelar diskusi publik dengan tema "Membedah Visi Misi Calon Pemimpin Samarinda", di Hotel Selyca Mulia, Minggu (26/1/2020).

Bedah Visi-Misi Calon Pemimpin Samarinda, Panelis Sebut Hanya 3 Kandidat yang Patut Diapresiasi

ANALITIK.ID- Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim gelar diskusi publik dengan tema "Membedah Visi Misi Calon Pemimpin Samarinda", di Hotel Selyca Mulia, Minggu (26/1/2020).

Isu utama yang menjadi bahan bedah gagasan visi misi calon dalam acara tersebut, diantaranya adalah soal tambang, banjir dan tata ruang Kota Samarinda yang hingga kini permasalahan itu belum kunjung usai.

Panelis yang turut diundang diantaranya, Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kaltim Pradama Rupang, kemudian Ketua Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kaltim Yohana Tiko, lalu ada dari Kelompok Kerja (Pokja) 30 Buyung.

Kemudian dari pihak akademisi ada Hairul Anwar selaku Dosen Ekonomi Unmul dan juga Haris Retno Dosen Hukum Unmul.

Acara PWI itu juga mendapatkan banyak sponsor dari beberapa pihak, yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda dan DPRD Kaltim, kemudian PUPR Kaltim, ada pula PT. Pupuk Kalimantan Timur dan Bank Kaltim-tara.

Ketua Panitia, Muhammad Yusuf pada kesempatannya menyebutkan semua nama-nama kandidat bakal calon pemimpin Samarinda sudah diundang, tetapi yang bisa hadir hanya tiga orang, yakni Andi Harun, Zairin Zain dan Sarwono.

"Kami sudah mengundang semua calon, tetapi yang bisa hanya tiga orang, ada bang Andi Harun, bang Zairin Zair dan Bang Sarwono yang berani menyampaikan gagasan visi misinya secara diskusi dihadapan panelis kita," kata Muhammad Yusuf pada saat sambutan.

Usai acara tersebut selesai pihak panelis memberi apresiasi kepada ketiga calon yang berani hadir, serta memberi kritikan juga. Menurutnya apa yang disampaikan mengenai tiga isu diatas masih kurang konkret dalam menyelesaikan masalah.

"Hanya mereka bertiga saja yang memberanikan diri kami apresiasi itu. Mereka yang mekandidatkan diri pasang foto di jalanan (tidak berani), hanya mereka bertiga yang berani," kata Rupang Dinamisator Jatam Kaltim.

Lebih lanjut ia mengatakan masih ada yang belum terjawab dalam penyampaian visi misi beserta solusinya dari ketiga kandidat tadi.

“Ada 3 hal, satu dekade terakhir ini selain persoalan banjir soal keselamatan rakyat, tata produksi konsumsi rakyat dan hancurnya layanan fungsi alam. Kita berharap tadinya ada terobosan luar biasa dari gagasan visi misi kandidat yang hadir hari ini,” ungkap Rupang.

Dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Samarinda hanya ada sekitar 7,5 persen atau 5000 hektar yang disedaikan sebagai kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Padahal kalau berdasarkan undang-undang Nomor 2 tahun 2007 Tentang Ruang Terbuka Hijau, dijelaskan setiap kota wajib mengalokasikan 30 persen lahannya untuk RTH, bukan 7,5 persen saja.

"Untuk Samarinda itu seharusnya RTH nya sekitar 21.000 dengan rincian luas kota kita 71.000 hektar. Tetapi implementasinya belum terjawab. Belum ada ketegasan dari ketiga kandidat tadi, terutama mengeluarkan pernyataan ada yang tidak beres dengan RTRW di Samarinda ini, kita harus perbaiki RTRW," tegas Rupang.

Mengenai persoalan banjir, apa yang dijelaskan oleh ketiga kandidat dinilai tidak menyelesaikan masalah secara mengakar. Jelasnya, yang harus diselesaikan adalah hulunya yang hari ini dikuasai aktivitas pertambangan batu bara, dan tidak ada ketegasan dalam reklamasinya.

Selanjutnya, Dinamisator Jatam itu pun memberikan tantangan kepada 3 kandidat yang hadir.

“Bisa tidak kandidat melampau capaian yang dilakukan kota tetangga, yakni Balikpapan yang mengalokasi ruang hidupnya 52% sebagai kawasan lindung. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) itu mewajibkan setiap kota wajib mengalokasikan 30 persen untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), mampu tidak?,” tantangnya.

Sementara itu, Haris Retno Dosen Hukum Unmul menambahkan sebenarnya Kota Samarinda membutuhkan pemimpin yang memiliki prespektif baru.

"Kondisi saat ini yang kita butuhkan adalah seorang pemimpin yang mempunyai perspektif baru dan ini kami belum melihat secara konkret yah apalagi yang gak datang acara ini, kami sama sekali tidak tahu informasi," kata Retno. 

Dikatakan, kalau persoalan pertambangan, kota tidak lagi memiliki kewenangan dalam hal izin ataupun pencabutan izin dan menegaskan reklamasi. Kata, Retno pihak kota masih memiliki kewenangan jalan lain yang harus berani dilakukan oleh ketiga kandidat tadi.

"Apakah ada kewenangan pemerintah kota. Ada, seperti yang saya sampaikan tadi dia punya kewenangan audit untuk mendukung daya lingkungan dan itu dimungkinkan secara hukum itu boleh," jelas Retno.

"Kalau tidak berani ditawarkan secara konkret para calon Walikota ini, kita tidak akan berhasil. Karena problem mendasarnya adalah itu. Kalau kita masih mengandalkan masukan ekonomi itu. Saya pikir tidak akan bertahan lama, setelah itu alam rusak apa yang diperbuat samarinda secara ekonomi kita mengalami kehancuran," lanjutnya.

Terpisah, Andi Harun, salah satu narasumber yang hadir, menyampaikan bahwa persoalan banjir adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Baginya, siapapun yg terpilih nanti wajib berkomitmen sejak awal mengatasi banjir.

“Program kami memberikan solusi tanpa menyalahkan pihak manapun,” sebut Andi Harun

Soal tantangan Jatam tentang tambang dan RTRW. Andi Harun mengaku berani menjawab tantangan Rupang.

“Kedepannya untuk merealisasikan hal itu ketika saya dan Pak Rusmadi terpilih, disitu kami akan melaksanakan untuk menata kota Samarinda jadi lebih baik,” pungkasnya. (*)


Artikel ini telah tayang di Diksi.co dengan judul " Bedah Visi Misi Calon Pemimpin Samarinda, Panelis Sebut Hanya 3 Kandidat yang Berani" https://diksi.co/news/bedah-visi-misi-calon-pemimpin-samarinda-panelis-sebut-hanya-3-kandidat-yang-berani


Artikel Terkait