Pemerintah DKI Jakarta resmi memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Senin (14/9).

Terapkan Protokol Kesehatan, KRL Larang Penggunaan Masker Scuba dan Buff

ANALITIK.CO.ID - Berita Nasional yang dikutip ANALITIK.CO.ID tentang larangan penggunaan masker scuba dan buff di KRL.

Pemerintah DKI Jakarta resmi memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Senin (14/9). 

Kendati begitu sejumlah angkutan umum masih dibolehkan untuk tetap beroperasi, salah satunya adalah Kereta Commuter Line (KRL) dengan menerapkan protokol kesehatan bagi penumpang. 

Yang menjadi fokus dalam penerapan protokol kesehatan tersebut adalah mewajibkan penumpang menggunakan masker dengan bahan paling sedikit dua lapis. 

Dalam aturan terbaru, PT KCI melarang penumpang memakai masker scuba dan buff atau kain tipis untuk menutupi mulut dan hidung.  

"Untuk kesehatan bersama, sangat dianjurkan menggunakan masker yang efektivitasnya mencukupi dalam mengurangi droplet atau cairan. Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," kata Anne Purba, VP Corporate Communications, Senin (14/9). 

Bukan tanpa alasan kenapa scuba dan buff dilarang penggunaannya.

 Selain tidak efektif, alih-alih melindungi dan mencegah penularan, masker tersebut justru bisa membahayakan penggunanya.  

Sebuah riset yang dilakukan para peneliti dari Duke University, Belanda, menjelaskan bahwa scuba dan buff merupakan masker paling buruk kinerjanya ketimbang masker lain. 

Itu dapat dari hasil studi eksperimental menggunakan perangkat laser sederhana.

Para peneliti mengamati seseorang yang memakai masker dan berbicara ke arah sinar laser yang disimpan di dalam perangkat berbentuk kotak. 

Jumlah tetesan yang dikeluarkan saat berbicara direkam menggunakan kamera ponsel. Hasilnya, dari sekian jenis masker yang diuji, buff dan scuba adalah yang paling buruk.  

“Pemahaman yang beredar di masyarakat selama ini bahwa memakai masker jenis apa pun lebih baik ketimbang tidak memakai masker sama sekali, tapi di sini hal itu tidak berlaku,” kata Martin Fischer, pemimpin dan spesialis pencitraan molekuler dari Duke University seperti dikutip Science Alert.  

“Kami mengamati bahwa jumlah tetesan meningkat saat orang menggunakan buff. Kami yakin bahwa bahan yang digunakan telah memecah sejumlah droplet menjadi partikel yang lebih kecil. Hal itu membuat pengguna buff menjadi kontraproduktif karena tetesan yang lebih kecil lebih mudah terbawa arus udara dan membahayakan orang di sekitar."

Dalam kondisi tertutup seperti di dalam KRL dengan udara yang lebih dingin, droplet bisa menjadi airborne dan bertahan di udara dalam waktu lama sehingga membuat penularan virus corona semakin tinggi. 

Maka, tak mengherankan jika penggunaan buff atau scuba dilarang di KRL. Karena alih-alih mencegah penularan, itu justru bisa membahayakan orang lain dan penggunanya. (*)

Artikel ini telah tayang di kumparan.com dengan judul "Alasan Masker Scuba dan Buff Dilarang di Kereta Commuter Line", https://kumparan.com/kumparansains/alasan-masker-scuba-dan-buff-dilarang-di-kereta-commuter-line-1uCTeGa7LuV/full


Artikel Terkait