ANALITIK.CO.ID - Atletico Madrid harus mengakui keunggulan Manchester City  0-1 di laga leg pertama perempatfinal Liga Champions 2021-2022.

Pada laga ini, formasi yang dipakai Atletico menjadi sorotan lantaran pelatih Los Rojiblancos, Diego Simeone menerapkan taktik total bertahan alias 5-5-0.

Manchester City sempat dibuat frustrasi akibat taktik aneh tersebut.

Atletico Madrid awalnya memakai sistem 5-3-2 dengan menduetkan Joao Felix dan Antoine Griezmann di lini depan.

Namun, seiring berjalannya pertandingan ada sebuah momen di mana Atletico menumpuk para pemainnya di daerah pertahanan sendiri demi bertahan dari serangan the Citizens.

Atletico bahkan tidak menyisakan satu pun pemain di bidang permainan City.

Taktik itu awalnya sangat menyulitkan City sebelum Phil Foden membongkarnya.

Masuk di ke-68 menggantikan Riyad Mahrez , Foden cuma butuh satu menit untuk membuat perbedaan.

Pesepakbola Inggris itu menyodorkan umpan matang yang diselesaikan Kevin de Bruyne dengan sepakan mendatar ke sudut bawah gawang Atletico.

Menanggapi taktik yang dibuat Atletico, Guardiola tampak tidak senang.

"Kami merasa mereka akan memainkan formasi 3-5-2, kemudian mereka menyesuaikan dan menjadi 5-5-0, sesuatu yang di masa prasejarah, dan masa kini sangat sulit diserang," ujar manajer asal Spanyol itu usai laga dilansir Marca.

"Tidak ada celah, mereka kuat sementara kami kecil dan ringan. Ini adalah pertanyaan soal kesabaran. Saya tadi mengatakan kepada mereka di paruh waktu bahwa kami tampil bagus, dan kebuntuan pecah di babak kedua. Namun, saya merasa pertandingan di Madrid akan sama." lanjutnya.

"Tadi itu sebuah pertandingan yang sangat sulit. Mereka itu piawai untuk bertahan bersama-sama dan ini sulit. Kami mampu menghentikan mereka berlari, kami tidak menciptakan peluang tapi kami sabar dan mendapatkan gol dari kerja sama Foden dengan Kevin." pungkasnya (*)