Melalui relaksasi yang tepat, tubuh akan memproduksi hormon endorfin yang berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang, tenang, atau bahagia. Hormon yang terdiri dari neuropeptida opioid endogen ini diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar hipofisis.

Bantu Sembuhkan Penyakit dan Bangkitkan Optimisme dengan Terapi Relaksasi

ANALITIK.ID - Melalui relaksasi yang tepat, tubuh akan memproduksi hormon endorfin yang berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang, tenang, atau bahagia. Hormon yang terdiri dari neuropeptida opioid endogen ini diproduksi oleh sistem saraf pusat dan kelenjar hipofisis.

Dr. Andreas FK, mengatakan hormon endorfin adalah zat kimia yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan memiliki efek mengurangi rasa sakit dan memicu perasaan senang, tenang, atau bahagia. Namun hal itu, banyak orang tidak memahaminya.

“Pengalaman Andrenalin pasien kanker darah di RS Harapan Kita, Jakarta, melukiskan betapa pasca melakukan terapi relaksasi, bukan saja perlahan leukositnya naik, tapi ia juga memiliki semangat hidup untuk sembuh,” kata Andreas dalam keterangannya, Selasa (25/2/2020).

Hal serupa juga dialami Harry, yang mengalami sakit di bagian tulang kaki dan tulang belakang yang membuatnya kesulitan berdiri. 

"Berdiri sebentar saja, saya sudah rasa sakit. Harus buru-buru cari tempat duduk karena khawatir jatuh," ungkap pria berusia 89 tahun ini.

Namun, setelah di terapi, tubuhnya pulih dan tulang-tulangnya sudah kuat menopang tubuhnya. Kini, ia sudah bisa berolahraga. dr Andreas FK mengatakan, untuk mencapai relaksasi yang tinggi, banyak orang harus dituntun oleh terapis.

“Sebenarnya tiap orang memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, ada kekuatan untuk memyembuhkan dari dalam diri sendiri. Namun, potensi tersebut harus digali," kata Andreas.

Metode terapi yang telah ia jalankan bertahun-tahun ini terbukti mampu bukan saja menyembuhkan orang yang sakit, tapi juga membantu menyelesaikan berbagai masalah hidup.

Andreas melanjutkan, satu kliennya, Sebastien Francois, WN Perancis yang mengalami stres berat karena anaknya hilang, sehingga membuatnya tidak bisa tidur berhari-hari dan mengakibatkan emosinya meninggi.

Ketoka menjalani terapi, bukan saja ia bisa tidur, namun hati menjadi damai, pikiran tenang. Selang beberapa hari semenjak diterapi, ia bisa berjumpa dan berkumpul kembali dengan anak laki-lakinya dalam keadaan sehat.

Andreas FK menambahkan, dalam melakukan relaksasi, yang dibutuhkan hanya kemauan dan keyakinan bahwa apapun penyakit yang dialami, bisa disembuhkan, apapun masalah yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya. Terapi ini, kata Andreas FK, biasanya diawali dengan mengatur pernapasan. 

"Saya selalu minta klien menarik nafas pelan-pelan dari hidung, menahan beberapa detik, lalu perlahan mengeluarkan lewat mulut sembari tersenyum. Itu saja, kalau benar dijalankan, sudah bisa memberikan kita ketenangan hati," ujar Andreas FK. 

Dilanjutkan dengan membuat pasien serileks mungkin (relaksasi). Bagi Andreas FK, terapi ini merupakan Power of powerless (kekuataan dari ketidakberdayaan).

"Intinya kekuatan itu ada dalam diri tiap pribadi," ujarnya. Karena itu, siapapun bisa melakukan terapi ini, namun disarankan mengikuti training lebih dulu sehingga tata cara yang dijalankan bisa tepat.

Dikatakannya pula, terapi relaksasi tidak hanya untuk orang sakit saja, orang sehatpun banyak yang diterapi. Sebelum diterapi biasanya dilakukan konsultasi terlebih dahulu. (*)

Artikel ini telah tayang di sindonews.com dengan judul "Terapi Relaksasi Dorong Penyembuhan Penyakit dan Bangkitkan Optimisme",

https://lifestyle.sindonews.com/read/1537282/155/terapi-relaksasi-dorong-penyembuhan-penyakit-dan-bangkitkan-optimisme-1582620255


Artikel Terkait