Ramadhan 2020 akan segera datang. Pekan depan, umat Muslim di Tanah Air akan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Suasana Ramadhan tahun ini berbeda jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Sambut Bulan Ramadan dengan Optimis

ANALITIK.ID - Ramadhan 2020 akan segera datang. Pekan depan, umat Muslim di Tanah Air akan menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Suasana Ramadhan tahun ini berbeda jika dibandingkan tahun sebelumnya. 

Tahun ini, masyarakat diminta menjalankan ibadah di rumah karena situasi pandemi virus corona.  Di tengah pandemi virus corona yang masih berlangsung, masyarakat diimbau untuk mengikuti panduan ibadah yang disesuaikan dengan kondisi saat ini. 

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, mengatakan, dengan segala keterbatasan karena virus corona, seluruh umat muslim di Indonesia diharapkan tetap optimistis dan menyambut Ramadhan dengan gembira. 

"Umat Islam tetap harus optimis dan menyambut Ramadhan dengan gembira," kata Abdul Mu'ti saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/4/2020). 

Ia menyebutkan, mereka yang sehat diharapkan tetap melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya. 

"Sesuai syariat Islam dan sunnah Rasulullah. Sementara, yang sedang sakit jangan memaksakan diri untuk berpuasa," kata dia.

Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan ibadah-ibadah sunnah, khususnya shalat Tarawih, dianjurkan untuk dilaksanakan di rumah masing-masing, baik secara sendiri-sendiri maupun berjamaah.  

"Akan tetapi, jika ada anggota keluarga yang bisa menjadi imam sebaiknya berjamaah," ujar Abdul Mu'ti. 

Ia juga mengingatkan agar tidak menyelenggarakan acara buka bersama di tengah penyebaran Covid-19 ini.  

"Sedekah untuk berbuka puasa sebaiknya dibagikan langsung atau dalam bentuk lain yang bermanfaat. Buka bersama itu hanya tradisi atau syiar yang bisa diganti dalam bentuk berbeda," kata dia. 

Masyarakat juga diminta untuk menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan spiritualitas dan solidaritas.

" Ramadhan adalah momentum untuk kita memperbanyak berdoa untuk kebaikan pribadi, keluarga, masyarakat, dan bangsa," kata Abdul Mu'ti.

Fatwa Muhammadiyah soal ibadah pada bulan Ramadhan 

Sebelumnya, Muhammadiyaj juga telah mengeluarkan fatwa mengenai panduan ibadah selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Berikut adalah Fatwa Muhammadiyah yang disampaikan melalui Surat Edaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/EDR/I.0/E/2020 tentang Tuntunan Ibadah dalam Kondisi Darurat Covid-19: 

Shalat 5 waktu di rumah 

Pelaksanaan shalat 5 waktu ayang biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid atau mushala untuk sementara waktu dianjurkan agar dilaksanakan di rumah masing-masing. Shalat Jumat diganti shalat dzuhur Melalui surat edaran tersebut, jika shalat Jumat sebagai kewajiban pokok tidak dapat dilakukan, maka beralih pada kewajiban pengganti, yaitu shalat dzuhur empat rakaat di rumah masing-masing.  

Penggantian kalimat azan 

Sebagai penanda masuknya waktu shalat tetap dikumandangkan azan seperti biasa. Namun, ada salah satu kalimat yang diubah. Kalimat dalam seruan hayya 'alas-salah (kemarilah laksanakan shalat) yang harus diganti dengan kalimat sallu fi rihalikum (shalatlah kalian di kendaraan kalian) atau sallu fi (shalatlah kalian di rumah masing-masing). Kalimat pengganti tersebut sesuai dengan tuntunan syariat yang ada. 

Shalat tarawih di rumah

Shalat tarawih yang biasanya dilakukan selama bulan Ramadhan dilakukan di rumah masing-masing, jika kondisi wabah virus corona masih mengkhawatirkan. Jadi, takmir masjid tidak perlu mempersiapkan kegiatan Ramadhan lainnya, seperti ceramah, tadarus berjamaah, iktikaf, dan sebagainya. 

Puasa bagi tenaga kesehatan 

Untuk menjaga kekebalan tubuh menghadapi paparan virus, para tenaga medis yang bertugas juga dapat meninggalkan puasa Ramadhan dan menggantinya pada hari lain sesuai dengan tuntunan syariat yang ada. 

Shalat Idul Fitri tidak diselenggarakan jika virus corona belum mereda 

Terakhir, tuntunan untuk tidak melaksanakan shalat Idul Fitri dan rangkaian kegiatan yang mengikutinya.  

Shalat ini merupakan sunnah muakkadah yang sangat penting. Akan tetapi, menurut Muhammadiyah, jika wabah Covid-19 belum juga reda di awal bulan Syawal nanti, maka seluruh rangkaian shalat Idul Fitri tidak diselenggarakan. 

Kegiatan penyerta misalnya mudik, pawai takbir, halalbihalal, dan sebagainya. Satu lagi terkait dengan Idul Fitri, kumandang takbir yang biasa dilakukan di masjid-masjid bisa dilakukan dari rumah masing-masing. Keputusan tersebut diambil dengan menjadikan nilai dasar ajaran Islam dan beberapa prinsip turunannya sebagai pedoman utama. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Mari Menyambut Ramadhan dengan Optimistis..."", https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/18/203400265/-mari-menyambut-ramadhan-dengan-optimistis--?page=3.


Artikel Terkait