ANALITIK.CO.ID - Menjelang akhir ramadan tahun ini, akan terjadi fenomena alam langka dan unik yakni Gerhana Matahari Hibrida (GMH).

Fenomena tersebut akan melewati beberapa wilayah diantaranya, Selandia Baru, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan sebagian wilayah Australia dan Samudera Pasifik.

Selain itu, Thailand Selatan, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Fiji dan Vanuatu.

Dan tak terkecuali wilayah Indonesia yang akan terlewati oleh gerhana tersebut.

Diketahui, Indonesia akan dilintasi Gerhana Matahari total dan sebagian bakal terjadi pada 20 April 2023.

Rasullulah SAW menganjurkan untuk segera melaksanakan salat gerhana, jika melihat fenomena tersebut.

Hal ini dikarenakan ketakutan dan kekhawatiran Rasulullah SAW dan para sahabatnya akan datangnya hari kiamat.

Pasalnya, fenomena alam Gerhana Matahari atau Gerhana Bulan merupakan peringatan dari Allah SWT tentang tanda hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda didalam hadist yang diriwayatkan Bukhori Muslim.

 "Matahari dan Bulan adalah dua tanda diantara tanda kebesaran Allah SWT. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdoalah kepada Allah SWT, lalu salat lah hingga gerhana tersebut hilang atau berakhir. (H.R Bukhori Muslim).

Anjuran Rasulullah SAW ini guna mengingatkan kepada umatnya bahwa kekhawatirannya tersebut bukan takut atau khawatir dengan datangnya gerhana itu sendiri.

Namun, yang dikhawatirkan yakni jika Allah SWT mendatangkan hari kiamat bersamaan dengan datangnya tanda Gerhana Matahari dan Bulan.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW saat terjadinya Gerhana Matahari dan Bulan, dianjurkan untuk senantiasa memiliki rasa takut, menampakkan rada haru, segera bertobat, segera melaksanakan salat, dan berlama-lama lah dalam salat seakan itu tanda datangnya hari kiamat. (*)