Seorang pelajar di Dusun Singosaren RT 5, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, terluka karena tersambar petir pada Kamis (20/2/2020) malam.

Kasus Pemuda Mati Tersambar Petir karena Bermain Ponsel, Benarkah Mitos Dilarang Bermain HP saat Hujan?

ANALITIK.ID- Seorang pelajar di Dusun Singosaren RT 5, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, terluka karena tersambar petir pada Kamis (20/2/2020) malam. 

Korban bernama Muhammad Farhan Alhalwani (18), pelajar kelas III SMA N Wukirsari, kini dirawat di RSUD Panembahan Senopati, Bantul. Nenek Farhan, Sariyem, mengatakan pada Kamis malam, hujan lebat disertai petir mengguyur wilayah Singosaren. 

Saat itu Farhan sendirian di rumah dan bermain ponsel sambil menggunakan headset. Sariyem mendapati pintu rumah sudah terbuka dan tak ada orang di dalam. Tercium bau gosong dari kamar Farhan. 

Sariyem sempat panik dan mencari cucunya di setiap sudut rumah, tetapi tidak ditemukan. Ternyata, Farhan berada di rumah pamannya yang berada tak jauh dari lokasi. 

"Farhan ditolong, ada luka pada bagian kepala. Rambutnya gosong, wajahnya luka, pundak dan tangan kiri gosong. Tapi Farhan sadar, bisa berkomunikasi," ucap Sariyem. 

Apa yang dialami Farhan menimbulkan pertanyaan, apakah aman menggunakan ponsel pada saat cuaca mendung atau hujan? 

Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh lembaga cuaca Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), telepon seluler (ponsel) aman dipakai meskipun saat hujan. 

"Tidak ada penghubung langsung antara Anda dan petir," tulis NOAA dalam situsnya. 

Yang disarankan untuk dihindari oleh NOAA adalah penggunaan telepon kabel, misalnya telepon rumah, pada saat hujan. Sebab, kabel bisa menjadi penghantar listrik. 

Insiden serupa Meski hal itu diklaim aman, insiden terkait penggunaan ponsel saat cuaca hujan pernah terjadi. British Medical Journal pada 2006 pernah mencatat kejadian yang mirip dengan insiden Jordan. 

Hal ini dialami oleh seorang wanita 15 tahun yang disambar petir saat menelepon dengan ponsel di tempat terbuka saat kondisi hujan. 

Wanita tersebut tidak sampai mengalami luka bakar, tetapi sempat mengalami serangan jantung dan berhasil diresusitasi. 

Namun, satu tahun kemudian, wanita tersebut menjadi lumpuh dan harus menggunakan kursi roda. 

Ia juga dilaporkan mengalami kesulitan fisik serta kerusakan otak yang menimbulkan masalah emosi dan kognitif. 

Kejadian lain berlangsung pada 2007 silam. Seperti diterbitkan New England Journal of Medicine, seorang pelari berumur 37 tahun terpental saat petir menyambar pohon yang berada di dekatnya. 

Pria tersebut mengalami luka bakar yang menjalar dari perut hingga ke bagian telinga yang membuat gendang telinganya pecah. 

Investigasi yang dilakukan menyimpulkan, luka bakar di telinga itu disebabkan oleh earphone yang terpasang di telinga dan peranti pemutar musik (MP3 player) yang dikantongi. 

Dokter percaya bahwa aliran listrik yang seharusnya tersalurkan ke bumi justru dicegat perangkat MP3 player yang berbahan logam, masuk ke dalam tubuh. Dalam kasus ini, listrik masuk ke telinga dan membuat gendang telinga pecah. 

Dikutip KompasTekno dari BBC, Jumat (21/2/2020), dokter di Inggris juga menjelaskan bahwa saat seseorang disambar petir, arus listrik bisa mengalir di luar tubuh (external flashover) atau bisa juga mengalir di dalamnya. 

Benda dengan bahan konduktif (mudah mengalirkan listrik), seperti logam dan cairan, yang berhubungan langsung dengan kulit, berpotensi mengalirkan arus listrik masuk ke dalam tubuh. 

Jika dihubungkan dengan kasus Jordan, kemungkinan handsfree berkabel yang dipakai menjadi materi konduktif tersebut, walau hal ini masih harus diselidiki lebih lanjut. 

Jadi, meski belum jelas apakah bermain ponsel saat cuaca mendung atau hujan dan banyak petir itu berbahaya, yang jelas komponen-komponen yang ada di dalam ponsel, seperti logam dan kabel, adalah materi penghantar listrik yang berbahaya digunakan saat hujan atau ada petir. 

Tips aman Hingga kini, masih ada pertentangan apakah menggunakan ponsel pada saat cuaca mendung atau hujan itu berbahaya atau tidak. 

Namun, untuk meminimalisasi risiko, ada baiknya kita melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut, seperti dirangkum KompasTekno dari situs Centers for Disease Control and Prevention: 

* Di luar ruangan: 

- Jika ramalan cuaca mengatakan akan ada badai petir, tunda semua aktivitas. 

- Saat ada petir, masuk ke dalam rumah atau cari tempat berlindung. 

- Jika tidak ada lokasi berlindung, berjalanlah secara merangkak atau merayap, usahakan badan serapat mungkin dengan tanah atau bumi. 

- Hindari dinding atau lantai beton karena aliran listrik bisa merambat melalui logam besi atau kawat yang menjadi rangka beton. 

- Panduan keamanan pada saat petir adalah aturan 30-30. Setelah melihat kilat, mulai berhitung hingga 30. Jika mendengar bunyi petir sebelum hitungan ke-30, masuk ke dalam ruangan. Tunda aktivitas di luar hingga 30 menit setelah bunyi petir terakhir. 

* Di dalam ruangan: 

- Hindari penggunaan air pada saat badai petir. Arus listrik petir bisa mengalir melalui pipa ledeng. 

- Hindari peralatan listrik segala jenis. Listrik petir bisa merambat melalui sistem elektrik dan radio serta sistem antena televisi. 

- Hindari penggunaan telepon kabel. 

- Hindari dinding dan lantai beton. (*)


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Main Ponsel Saat Hujan Bisa Tersambar Petir, Benarkah?", https://tekno.kompas.com/read/2020/02/21/11370047/main-ponsel-saat-hujan-bisa-tersambar-petir-benarkah?page=all#page2.

APAKAH MAIN HP SAAT HUJAN BISA TERSAMBAR PETIR ? MITOS ATAU FAKTA ?


Artikel Terkait