Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Novan Syahronnie mengunjungi warga RT 18, Kelurahan Telok Lerong, Samarinda, Kamis (4/2/2021) kemarin.

Tinjau Lokasi Bekas Longsor di Samarinda Ulu, Novan Syahronnie: Akan Saya Perjuangkan di Musrenbang

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Sekretaris Komisi III DPRD Samarinda, Novan Syahronnie mengunjungi warga RT 18, Kelurahan Telok Lerong, Samarinda, Kamis (4/2/2021) kemarin.

Selain melaksanakan reses, Novan Syahronnie juga meninjau lokasi bekas longsor yang mengancam keselamatan warga di wilayah ini.

Syaiful Anwar, Ketua RT 18 mengaku belum bekas longsoran terus mengancam warganya, terlebih saat hujan dengan intensitas tinggi.

"Kalau hujan, warga jadi was-was pak. Kita khawatir material longsor bergerak dan mengancam keselamatan warga kami," tutur Syaiful Anwar kepada tim redaksi.

Syaiful mengaku, peristiwa ini sudah sering kali dilaporkan kepada pemerintah namun belum pernah mendapat respon.

"Sudah sering kita melapor ke Kelurahan, sampai Kecamatan, tapi belum pernah direspon. Sementara warga kami terus merasa terancam," lanjutnya.

Mendapati keluhan warga, Novan mengaku akan membawa ini saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan yang akan digelar 15 Februari nanti.

"Ini akan saya bawa ke Musrenbang Kecamatan, akan saya sampaikan," ujar Novan.

Saat melihat lokasi bekas longsoran, Novan mengaku prihatin mengingat minimnya perhatian pemerintah.

"Mengerikan, warga harus waspada setiap saat. Ternyata sudah pernah disampaikan, tapi belum pernah mendapat respon," aku Novan.

"Akan saya perjuangkan di Musrenbang, kebetulan saya di Komisi III. Harus ada kepastian bagi warga. Bahkan jika harus swadaya, saya siap membantu," pungkas Novan.

Sebelumnya, kawasan pemukiman warga RT 18 Kelurahan Teluk Lerong Samarinda Ulu dilanda longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi medio 2018 lalu.

Material sisa longsoran menghantam dinding pembatas rumah warga.

Hingga kini material bekas longsor belum bisa dibersihkan mengingat Medan menuju lokasi harus melewati jalan sempit.

Dua tahun berlalu, warga tak kunjung mendapat perhatian dari pemerintah. (*)


Artikel Terkait