Limbah seringkali dianggap banyak orang tidak memiliki manfaat lebih. Tapi berbeda dengan tiga pria di Samarinda bernama Sigit, Maryanto dan Purinagari.

Hasilkan Uang dengan Kreatifitas di Masa Pandemi, Pria di Samarinda Sulap Limbah Sabut Kelapa Jadi Pot Bunga

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Limbah seringkali dianggap banyak orang tidak memiliki manfaat lebih. Tapi berbeda dengan tiga pria di Samarinda bernama Sigit, Maryanto dan Purinagari.

Di tangan mereka limbah buah kelapa disulap menjadi pot bunga dengan berbagai macam bentuk yang memiliki nilai ekonomi cukup menjanjikan.

Sigit pemilik usaha "Cocofiber Loa Bakung" yang ditemui tim redaksi mengatakan, di masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai ini dibutuhkan kreatifitas untuk menambah pundi-pundi.

Sebab itu berangkat dari hobi bercocok tanam yang mulai digandrungi masyarakat, ia dan dua orang rekannya memodifikasi pot bunga dari hasil limbah buah kepala kering.

"Kita ingin buat yang beda dengan memanfaatkan media tanam yang ramah lingkungan. Yang kita pakai ya serabut kelapa ini," ujarnya saat ditemui di toko pribadi miliknya, Rabu (6/1/2021).

Media sabut kelapa yang telah diserut menjadi helai demi helai itu, kata Sigit, memiliki keunggulan tersendiri sebagai media tanam.

"Karena penyerapan airnya tinggi dan tanaman bisa terus sejuk meski di dalam ruangan. Tidak perlu banyak disiram air karena sudah bisa jadi daya tampung air," terangnya.

Semua jenis tanaman dapat ditanam di dalam pot Cocofiber. Jenis tanaman yang biasa digandrungi pencinta tanaman hias yakni Aglonema, Sansivera atau lidah mertua, gelombang cinta dan anggrek hias.

Masing-masing tanaman dibandrol harga yang cukup murah. Bunga anggrek dengan jenis anggrek bulan premium siap berbunga di jual seharga Rp 220 ribu include dengan pot dan media tanamnya.

"Tanaman Sensivera atau lidah mertua diharga Rp 120 ribu lengkap dengan pot dan media tanamnya," bebernya.

Sementara tanaman gelombang cinta sebut Sigit memili harga yang bervariatif.

"Bisa Rp 300 ribu - Rp 500 ribu. Tanduk rusa jenis tanaman hias gantung dibandrol seharga Rp 70 ribu sampai 80 ribu sizenya cukup besar," sambungannya.

Untuk pot Cocofiber satuan dijual dikisaran harga Rp 22 ribu sampai Rp 35 ribu. Dilihat dari besar kecil dan kerumitan bentuknya.

"Sebenarnya untuk bentuk hanya untuk menambah nilai estetik saja," tuturnya.

Di toko Jalan KH Mas Mansyur RT 01 No.34 Loa Bakung itu tidak hanya menjual pot bunga. Namun ada juga sekam bakar. Selain itu ada juga Cocofiber yaitu bahan dasar pembuatan pot namun bisa juga digunakan untuk penutup atas tanaman. Fungsinya selain mempercantik juga dapat menahan tanah agar tidak terhambur pada saat menyiram.

"Harganya per pack sekam bakar Rp 20 ribu. Kalau cocofit dan cocofiber itu Rp 15 ribu," ungkapnya.

Hingga saat ini, dalam kurun waktu satu bulan, Sigit dan dua orang rekannya berhasil mengembangkan usaha mikro tersebut dengan membuka pelatihan untuk para mitra pengrajin pembuatan Cocofiber.

"Disitu kita share profit ongkos pembuatan. Sudah ada mitra 3 orang pengrajin di Cocofiber Loa Bakung. Di tempat lain mungkin 5 orang mitra pengrajin," pungkasnya.

Sebagai informasi jika ada masyarakat yang ingin membeli atau menjadi reseller dan mitra kerja dapat menghubungi owner Cocofiber melalui Facebook @CocofiberLoaBakung. (*)


Artikel Terkait