Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merespon cepat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah pusat pada, Sabu (3/9/2022) lalu.

Harga BBM Naik, Pemkot Samarinda Alokasikan Anggaran hingga Rp 29 Miliar Bantu Warga yang Terdampak

ANALITIK.CO.ID, SAMARINDA - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda merespon cepat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang ditetapkan pemerintah pusat pada, Sabu (3/9/2022) lalu.

Respon cepat Pemkot Samarinda ini bukan untuk menolak kenaikan harga BBM, melainkan dengan membantu perekonomian masyarakat terdampak dengan mengalokasikan anggaran hingga Rp 29 miliar lebih.

Hal itu disampaikan Wali Kota Samarinda Andi Harun di hadapan awak media saat acara silaturahmi antara Pemkot dengan Jurnalis se-Kota Tepian, Rabu (14/9/2022).

"Sesuai arahan presiden, kita cepat merespon agar Samarinda siap dalam implementasi kenaikan BBM," kata Andi Harun dihadapan awak media, Rabu (14/9/2022).

Respon cepat tersebut, kata AH, dilakukan dalam beberapa skema.

Pertama, melakukan kebijakan rasional dengan mengalokasi 2 persen anggaran dari Daba Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang bersumber dari APBD Kota Tepian.

"Kalau penggunaannya dibagi tiga, bantuan sosial, bantuan tunai dan bantuan subsidi transportasi. Juga berupa bantuan cipta lapangan kerja. Saya sudah sampaikan saat rapat kerja di Balaikota beberapa waktu terakhir," tambah AH.

Dalam penyalurannya, pertama Pemkot Samarinda akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 16,5 miliar lebih dalam Belanja Tidak Terduga (BTT) dalam pagu APBD Perubahan 2022.

"Formulasinya kami akan sampaikan dilain waktu yang jelas dalam bentuk bantuan sosial. Dalam itu juga akan ada pembangunan infrastruktur skala kecil," terangnya.

Lanjut orang nomor satu di Samarinda itu selama kenaikan BBM, sejatinya sejumlah harga kebutuhan pokok masih cukup terkendali.

"Kita bersyukur di Samarinda harga masih stabil kecuali telur dan itu hanya sedikit (kenaikannya), bahkan hanya terjadi di salah satu pasar. Artinya kalau naik keseluruhan belum terjadi. Demikian pula beras dan lainnya. Kita bersyukur tim TPID terus bergerak cepat melakukan monitoring lapangan," jelasnya. (Advertorial)


Artikel Terkait