Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk terus menggenjot kerja sama perdagangan melalui berbagai perjanjian dengan negara lain.

Kabinet Indonesia Maju Diminta Genjot Perdagangan Global

ANALITIK.ID | Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk terus menggenjot kerja sama perdagangan melalui berbagai perjanjian dengan negara lain. 

Jokowi menyebut pemerintah telah menyelesaikan perjanjian dagang dengan Australia lewat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA).

Ia mengaku sudah secara khusus meminta kepada Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menyelesaikan sejumlah perjanjian dagang.

"Sudah saya sampaikan secara khusus bahwa perjanjian perdagangan harus kita lakukan secara terus-menerus, tanpa henti," ujar Jokowi dalam rapat terbatas 'Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian', di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/10).

Jokowi juga meminta jajarannya membentuk tim khusus dan terkait sejumlah perjanjian perdagangan dengan negara lain bisa selesai akhir 2020.

Menurutnya, perjanjian yang harus diselesaikan antara lain dengan Uni Eropa.

Kemudian perjanjian perdagangan dengan anggota ASEAN plus enam negara yakni India, China, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan New Zealand atau disebut Kerjasama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP). Termasuk juga perjanjian dagang dengan sejumlah negara di Afrika.

"Ini yang belum kita miliki perjanjian perdagangan dengan mereka. saya minta agar diselesaikan, dalam akhir tahun depan harus rampung. Sehingga yang berkaitan dengan ekspor betul-betul bisa kita lakukan," ujarnya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyatakan kondisi ekonomi global dalam lima tahun terakhir tak begitu bagus. Terlebih berdasarkan analisis sejumlah lembaga internasional, kondisi ekonomi global akan menuju sebuah resesi.

Menurutnya, kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan cepat. Jokowi menyebut kunci untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tak menentu ini adalah pertama peningkatan ekspor dan substitusi barang-barang impor, serta kedua peningkatan investasi.

"Artinya ekspor dan investasi, peningkatan ekspor dan peningkatan investasi menjadi kunci bagi kegiatan kita di bidang ekonomi," ujarnya.

Ekspor Bahan Jadi

Lebih lanjut, Jokowi juga mengingatkan transformasi ekonomi menuju ke sebuah industrialisasi dan hilirisasi. Menurutnya, ke depan dari sebelumnya mengekspor bahan mentah, baik nikel, bauksit, alumina, dan batu bara, harus mulai mengekspor dalam bentuk setengah jadi atau ke barang jadi.

"Ini sebuah nilai tambah yang akan berikan daya saing ke negara kita dan saya minta langkah-langkah percepatan itu segera dilakukan," tuturnya.

Di sisi lain, mantan wali kota Solo itu kembali mengingatkan soal regulasi di bidang perekonomian yang menghambat investasi dan ekspor. Jokowi meminta jajarannya untuk segera menyelesaikan rencana menerbitkan Omnibus Law.

Menurutnya, rencana memangkas 74 undang-undang itu sudah mulai berjalan sejak dua bulan lalu. Dia juga mengingatkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian untuk mengkoordinasikan dengan para Menteri Koordinator lainnya yang berkaitan dengan itu.

"Segera kita identifikasi dan kita pangkas sehingga betul-betul apa yang tadi, saya sampaikan bisa dikerjakan cepat," katanya.(*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Jokowi Perintahkan Menteri Lanjutkan Kerja Sama Dagang Global"

https://cnnindonesia.com/ekonomi/20191030145750-92-444167/jokowi-perintahkan-menteri-lanjutkan-kerja-sama-dagang-global

Ratas Perdana, Presiden Jokowi Ingatkan Empat Menterinya


Artikel Terkait