Fenomena langka bulan dengan planet sejajar membuat banyak masyarakat kagum dan terpesona akan keindahannya.

Fenomena Langka Kembali Terjadi, Bulan dan 5 Planet Berada dalam Garis yang Sejajar

ANALITIK.CO.ID - Fenomena langka bulan dengan planet sejajar membuat banyak masyarakat kagum dan terpesona akan keindahannya.

Bahkan tagar planet sejajar pun menjadi trending topic nomor 4 di Twitter.

Dilansir dari cnnindonesia, kicauan dengan tagar tersebut mencapai nyaris 4.000 per Jumat (24/6) pukul 09.32 WIB.

Banyak warganet menyertakan foto penampakan tersebut dalam cuitan mereka.

"Jupiter was the brightest," tulis akun @sandysandraa.

Lain lagi dengan akun @OlimHawking. Ia menyertakan foto teleskop yang digunakan untuk melihat penampakan tersebut.

Dalam cuitannya, tampak lima planet beserta Bulan berada dalam garis yang sejajar.

"The best view than ever," tulisnya.

Fenomena konjungsi multiplanet ini akan berlangsung hingga 27 Juni.

Jajaran lima planet itu beraturan sesuai dengan urutan mereka mengelilingi Matahari.

Dimulai dari Merkurius, lalu berurutan ke Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus di langit subuh.

Terakhir kali fenomena serupa terjadi pada 5 Maret 1864 atau 158 tahun yang lalu.

Akun @welldonenad menampilkan cuplikan lima planet beserta Bulan yang juta terlihat dari Filipina.

Dalam foto itu, tampak satu planet berwarna merah diduga Mars.

"Nemu di FB take from Philipine gila sih cantik banget sampe warna2nya pun kliatan. Saturnus, Jupiter," tulisnya.

Mengutip Space.com, saat terbaik untuk melihat fenomena konjungsi multiplanet ini memang jatuh pada Jumat (24/6) subuh.

Fenomena konjungsi multiplanet ini akan terus tampak hingga akhir Juni.

Namun, Bulan hanya akan ada dalam jajaran itu hingga Minggu (27/6). Setelah itu, tinggal deretan lima planet tersebut tanpa bulan.

"Fenomena ini sampai 30 Juni. Yang tanggal 19-27 Juni disertai dengan Bulan. Kalau dari tanggal 4-19 dan 28-30 Juni tanpa kehadiran bulan," ucap Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang dikutip dari CNNIndonesia, Kamis (9/6).

Andi menambahkan, Uranus juga sejatinya bisa disaksikan. Namun butuh alat bantu untuk bisa melakukannya.

"Sementara [untuk melihat] Uranus butuh alat bantu seperti teleskop ataupun binokuler untuk melihatnya," ucap dia.

"Seluruh Indonesia bisa menyaksikan fenomena ini asalkan bebas dari polusi cahaya, medan pandang bebas dari penghalang seperti gedung, pohon, gunung dan sebagainya serta didukung cuaca cerah," ujar Andi. (*)


Artikel Terkait