Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan isu backdoor dalam perangkat teknologi Huawei dalam isu peretasan hingga spionase oleh pemerintah China.

BSSN: Tidak Perlu Khawatir Adanya Spionase pada Perangkat Huawei

ANALITIK.ID | Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir dengan isu backdoor dalam perangkat teknologi Huawei dalam isu peretasan hingga spionase oleh pemerintah China.

Hal ini diungkapkan Direktur Deteksi Ancaman BSSN Sulistyo saat BSSN menandatangani nota kesepahaman dan kesepakatan kerja sama dengan Huawei.

"Kekhawatiran backdoor ini  isu sangat seksi untuk dimainkan. Tapi tentu  kita harus bicara apakah isu tersebut merupakan fakta dan realita. Kemudian yang menjadi kesadaran kita untuk menjadi rekomendasi pada pimpinan," kata Sulistyo kepada wartawan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Selasa (29/10).

Dalam konteks peretasan, backdoor adalah sebuah portal rahasia yang digunakan oleh peretas dan badan intelijen untuk mendapatkan akses gelap ke sebuah sistem komputer, website, atau software.

Sulistyo juga mengatakan bukan berarti kerja sama ini menunjukkan bahwa BSSN condong ke China. Pasalnya pada 2018, BSSN juga turut bekerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat, Cisco.

"Itulah titik awal kenapa BSSN membuat nota kesepahaman dengan Huawei. 'Jangan-jangan Huawei di belakang China ingin masuk teknologi Indonesia melalui BSSN', tidak seperti itu," ucapnya.

Ia mengatakan BSSN memiliki prinsip netral teknologi. BSSN terbuka dengan seluruh perusahaan terbuka besar di ekosistem keamanan digital. Ia menjelaskan dalam mengamankan ranah siber, kolaborasi harus dilakukan.

"BSSN terbuka. tapi tentu ada prasyarat yang harus dipenuhi. Tidak kemudian BSSN hanya gunakan produk Huawei," katanya.

Kerja sama antara BSSN dengan Huawei dalam rangka pengembangan kapasitas sumber daya manusia di bidang keamanan siber, pembangunan kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber, serta knowledge sharing terhadap ancaman-ancaman keamanan siber di dunia yang kian terkoneksi saat ini.

Pengembangan ini dilakukan melalui serangkaian pengembangan kapasitas berupa seminar dan workshop yang diperuntukkan bagi peserta dari beragam sektor dan industri, dari pemerintahan, bisnis, komunitas, akademisi, hingga masyarakat umum.

"Kerja sama yang dilakukan dengan Huawei adalah pengembangan kapasitas SDM, kemudian kegiatan workshop dan seminar," ujar Sulistyo.

Senada dengan Sulistyo, Senior Cyber Security Expert Huawei, Robin Wang juga mengatakan kolaborasi sangat penting untuk mengamankan ranah siber. Dalam hal ini, Huawei bisa dorong inovasi dalam sistem keamanan teknologi yang tidak bertepi.

"Tidak bisa sendirian di keamanan sistem teknologi. Kolaborasi ini penting, kolaborasi BSSN dengan Huawei penting karena Huawei bagus di inovasi," kata Wang.

Huawei menyangkal hubungannya dengan mata-mata China. Kepala keamanan siber Huawei John Suffolk mengungkapkan kepada Parlemen Inggris bahwa perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk memata-matai untuk negara.

Suffolk menjelaskan tidak ada undang-undang China tentang kerja sama perusahaan domestik dengan pemerintah mengenai masalah keamanan yang dapat memaksa untuk melakukan pekerjaan intelijen asing.(*)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia.com dengan judul "Gandeng Huawei, BSSN Sebut Tak Perlu Khawatir Isu Spionase"

https://cnnindonesia.com/teknologi/20191029154752-185-443825/gandeng-huawei-bssn-sebut-tak-perlu-khawatir-isu-spionase

Badan Siber dan Sandi Negara Imbau Warga Papua Waspada Hoaks - Fokus Pagi


Artikel Terkait