Huawei Watch GT 2 merupakan salah satu seri smartwatch besutan produsen ponsel asal China itu. Versi Huawei Watch GT 2 Sport mampir ke ruang redaksi CNNIndonesia.com.

Huawei Watch GT 2, Aplikasi yang Terbatas untuk Kebutuhan Kebugaran Saja

ANALITIK.ID- Huawei Watch GT 2 merupakan salah satu seri smartwatch besutan produsen ponsel asal China itu. Versi Huawei Watch GT 2 Sport mampir ke ruang redaksi CNNIndonesia.com. 

Huawei punya dua varian untuk seri smartwatch ini, smartwatch dengan diameter 46 mm dan ukuran yang lebih kecil 42 mm. Kedua varian jam pintar ini pun dibagi dua lagi menjadi Huawei Watch GT 2 Sport dan Classic untuk seri 46 mm. 

Sementara untuk versi lebih kecil yang lebih cocok untuk tangan wanita, ada Huawei Watch GT 2 Elite dan Elegant. 

Meski menyandang status smartwatch, namun GT 2 masih belum terlalu pintar dalam hal kolaborasi dengan berbagai aplikasi lain seperti Apple Watch atau Samsung Galaxy Watch Active. 

Jam pintar ini hanya bisa digunakan bersama dengan aplikasi Huawei Health saja. Aplikasi yang disediakan di dalam jam pun terbatas untuk kebutuhan kebugaran semata. 

Tampilan

Bodi jam (bawah) ini lumayan tebal dan berat, sedikit mengurangi kenyamanan pemakaian. Jam ni dilengkapi dengan pengisi daya dengan pin yang bisa dihubungkan dengan pengisi daya dengan kabel USB-C. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Kesan pertama mencoba Watch GT 2 Sport, dimensinya cukup besar untuk tangan perempuan. Dimensi jam ini lebih tebal dan lebar dari versi 42 cm. Ketebalannya disumbang oleh speaker dibagian bawah jam. Selain itu, berat jam ini cukup melelahkan jika mesti dipakai sepanjang hari. Terutama jika Anda juga ingin merekam kegiatan saat tidur. 

Dimensinya yang cukup tebal juga cukup mengganggu ketika pengguna akan memakai jaket atau baju dengan lubang tangan yang sempit sembari memakai jam ini. Berat jam ini juga diatas rata-rata jam sport manual yang ada di pasaran. Sehingga, memberikan beban tambahan ketika pengguna mesti menggunakannya setiap hari. 

Namun, masalah berat jam makin lama makin tak terasa mengganggu jika pengguna sudah lebih terbiasa. Namun, masalah dimensi jam yang tebal tetap menjadi masalah. 

Seri Sport punya tampilan yang "jantan" dengan tali karet berwarna oranye yang cenderung mirip warna merah ini. Jam ini dilengkapi dengan ring disekitar layar sentuh yang berisi angka seperti pada jam analog. Huawei juga menambahkan dua tombol di bagian kanan jam, serta sebuah layar sentuh. 

Untuk tali jam, saat ini Huawei belum menjual jenis tali lain secara terpisah. Pengguna hanya akan mendapat tali sesuai dengan yang ada dalam paket pembelian. Pembeli GT 2 Sport akan mendapat tali karet dengan pilihan warna oranye dan hitam. Sementara GT 2 Classic mendapat tali kulit dan versi tali logam belum masuk ke pasar Indonesia.

"Sebenarnya pengguna bisa mengganti tali mereka sendiri asal talinya cocok dengan ring 46 mm," jelas Ilham Pratama, PR Manager Huawei CBG Indonesia lewat sambungan telepon, Selasa (3/12). 

Layar sentuh jam ini menggunakan AMOLED 1,39 inci resolusi HD 454 x 454, dan kerapatan 462ppi. Spesifikasi ini mebuat layar jam tampak cemerlang dengan warha yang tajam. Layar smartwatch ini juga mendukung sentuhan dan sapuan jari. Tersedia opsi always on display, namun jika diaktifkan tentu akan berdampak pada ketahanan baterai. 

Antar muka

Pengguna juga bisa menyapu layar ke bawah untuk menemukan pintasan cepat ke beberapa fitur seperti menyetel alarm, koneksi bluetooth, dan sebagainya. 

Menyapu layar ke kanan membuat pengguna bisa melihat rangkuman kegiatan harian mereka seperti detak jantung dari jam ke jam, tingkat stres, dan total aktivitas mereka pada hari itu. Jika menyapu layar ke atas, pengguna bisa melihat notifikasi yang masuk ke ponsel. 

Namun, notifikasi yang masuk hanya berupa SMS dan panggilan telepon lewat seluler. Notifikasi dan panggilan telepon dari aplikasi tak masuk ke jam ini karena belum ada aplikasi yang terhubung. 

Saat ada panggilan telepon masuk, pengguna bisa langsung menjawab telepon lewat GT 2. Namun, saat SMS masuk, pengguna hanya bisa membaca pesan tanpa bisa membalas pesan tersebut.

Tombol atas yang disematkan Huawei berguna untuk mengakses menu, sementara tombol bawah adalah akses cepat untuk menu favorit pengguna. 

Namun perlu sedikit waktu untuk mengenali gestur yang digunakan pada layar jam ini. Misal, untuk menemukan kalau menggeser layar ke kiri bisa dilakukan untuk kembali ke menu sebelumnya. Alih-alih harus menekan tombol kanan atas yang akan membawa pengguna kembali ke layar utama.

Huawei juga menyediakan sejumlah pilihan tampilan muka jam yang bisa dipilih pengguna. Namun pilihan tampilan muka jam ini terbatas dan tak semua menarik. Pengguna pun mesti mendaftar ke akun Huawei untuk bisa mengunduh lebih banyak perwajahan dari yang tersedia di dalam jam.

Pengalaman penggunaan

Huawei menyediakan aplikasi latihan (workout) yang sudah disematkan dalam jam. Aplikasi ini bisa membantu pengguna untuk menghitung langkah, detak jantung, dan mengukur pembakaran yang terjadi sepanjang olahraga. 

Huawei menyediakan asisten suara yang akan memberikan instruksi. Instruksi akan diberikan sesuai dengan jenis latihan yang dipilih pengguna dari menu jam tangan ini. Namun, suara instruksi pada jam ini sangat keras dan tak bisa diatur volumenya. Sehingga, akan sedikit menarik perhatian jika menggunakan instruksi suara tersebut di tempat umum. 

Jika digunakan berlari di luar ruangan, aplikasi Huawei Health juga akan memberikan rute yang dipakai pengguna untuk berlari. Meski GPS tak selalu memetakan rute dengan akurat. 

Saat berlari, jam juga akan menunjukkan tahap pembakaran yang kita lakukan. Terdapat lima tahap pembakaran, pemanasan, pembakaran lemak, aerobik, anaerobik, dan ekstrim. Kalkulasi tingkatan pembakaran yang dilakukan dipantau dari kecepatan berlari dan detak jantung.

Aplikasi Huawei Health yang bisa digunakan untuk melacak rute lari, meski GPSnya tidak selalu tepat (kiri). Aplikasi ini juga menampilkan detil detak jantung dan level pembakaran (tengah). Detil lain seperti jarak, langkah, rerata detak jantung, kalori yang terbakar juga ikut disertakan (kanan) (Screenshot via aplikasi Huawei Health)

Huawei menyediakan sejumlah jenis panduan latihan (kiri) yang disertakan asisten suara untuk memberikan instruksi saat latihan dimulai. Untuk memulai, pilih salah satu mode latihan (tengah). Saat latihan berlangsung pengguna bisa memonitor detak jantung, tingkat pembakaran, dan kadar oksigen (VO2) yang diambil saat latihan (kanan). (CNN Indonesia/ Eka Santhika)

Selain itu, sensor pendeteksi detak jantung kerap tak bisa mendeteksi ketika digunakan berolahraga yang menyebabkan tangan terlalu berkeringat. Detak jantung juga tidak terdeteksi jika jam tidak terlalu melekat pada kulit. 

Jam tangan ini juga tahan air hingga kedalaman 50 meter. Pengguna juga bisa menggunakan jam ini untuk mengukur kalori yang terbakar saat berenang. Namun, dalam situsnya, Huawei memperingatkan kalau pendeteksi detak jantung mereka bisa terganggu pada kecepatan arus tertentu. 

Pengguna bisa menghubungkan smartphone dan earbud bluetoothdengan jam ini. Proses pairing dengan smartphone mesti dilakukan lewat aplikasi Huawei Health yang tersedia di Play Store. 

Perlu diingat, jika pengguna ingin pairing jam tangan ini ke ponsel lain, maka pengguna perlu mencabut koneksi dengan ponsel sebelumnya terlebih dulu. Jika tidak, smartwatch akan sulit terhubung ke ponsel baru.

Pengguna pun bisa menambahkan file musik mereka sendiri ke dalam jam. Untuk menyimpan musik di dalam jam bisa dilakukan lewat aplikasi Huawei Health.

Huawei Watch GT 2 bisa digunakan untuk melacak detak jantung, menghitung langkah, dan dilengkapi GPS untuk merekam latihan lari luar ruang pengguna (CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Speaker yang disediakan Huawei pada smarwatch ini memang cukup lantang. Namun, jika digunakan untuk mendengarkan musik sembari berlari di tepi jalan yang sibuk, suaranya memang tak terlalu mudah didengar. 

Jika digunakan sembari tidur, pengguna bisa melihat rekaman pola tidur mereka. Berapa lama pengguna masuk di fase tidur REM, tidur ringan, dan tidur lelap. Tidur di bawah 3 jam tak dihitung sebagai waktu tidur sebenarnya oleh jam ini. Tapi masuk kategori tidur siang saja. Pada aplikasi Huawei Health disediakan penjelasan lebih rinci soal pola tidur pengguna. Apakah waktu yang digunakan untuk tidur lelap sudah cukup dan beberapa saran untuk meningkatkan kualitas tidur mereka. 

Jam ini juga menyediakan fitur untuk mendeteksi tingkat stres pengguna sepanjang hari. Disediakan juga panduan untuk latihan bernapas. Saat dicoba, setelah mengikuti panduan bernapas yang diberikan, bisa menurunkan detak jantung dan memberi efek lebih rileks.

Selain itu ada juga fungsi kompas, barometer, alarm, senter lewat layar jam, juga fitur untuk mencari ponsel yang terhubung dengan jam tangan ini. Jika fitur ini diklik, maka ponsel akan mengeluarkan suara agar ponsel mudah ditemukan. Cukup membantu bagi pengguna yang kerap lupa dimana menaruh ponsel mereka. 

Baterai

Baterai jam tangan ini super awet, Huawei mengklaim baterai jam tangan ini bisa bertahan hingga 14 hari. Namun, dengan sejumlah syarat dan ketentuan. 

Jika pengguna mengaktifkan notifikasi dari ponsel dan kerap membunyikan musik dari memori internal baterai, memilih untuk membuat masa aktif layar lebih lama atau sering berinteraksi dengan layar smartwatch, tentu akan memperpendek masa hidup baterai jam ini. 

Pada minggu pertama, baterai ini berkurang 60 persen saat digunakan satu minggu penuh. Saat itu kami mengaktifkan notifikasi dari ponsel dan nyaris menggunakan jam ini selama 24 jam. 

Untuk mengisi daya, Huawei menyematkan pengisi daya seukuran jam tangan dalam paket pembelian. Pengisi daya magnetik dengan pin ini bisa diisi dengan pengisi daya USB-C. Namun, jam tangan ini belum mendukung pengisi daya nirkabel. Sehingga, pastikan pengisi daya jam ini tak hilang, karena tidak ada pengisi daya alternatif untuk jam tersebut. 

Kesimpulan 

Smartwatch ini punya berbagai fitur yang berguna untuk aktivitas luar ruangan, seperti GPS, berometer untuk mengukur tekanan udara, dan kompas. Apalagi jam ini tahan air hingga 50 meter,sehingga tak perlu khawatir saat mengenakannya saat hujan atau digunakan berenang.

Huawei membanderol Watch GT 2 edisi 46mm dengan varian Sport seharga Rp 2.799.000 dan Classic Rp 2.999.000. Sementara untuk Watch GT 2 edisi 42mm (warna night black dan lake cyan) dijual Rp 2.599.000. Pembelian bisa dilakukan di Huawei Experience Store (HES), Erafone, dan toko rekanan Huawei.

Dengan banderol harga ini, Huawei memang ada di tengah-tengah dari smartwatch highend seperti Samsung Watch Active 2 dan Apple Watch. Jika Anda tak butuh semua fitur yang ditawarkan jam ini, ada berbagai pilihan smartwatch merek lain yang ditawarkan lebih murah, seperti Xiaomi Amazfit misalya yang dibanderol Rp1,8 jutaan. 

Kelebihan

- Baterai tahan lama

- Desain menarik

- Layar cemerlang

Kekurangan

- Jam tebal dan berat

- Tidak ada koneksi dengan aplikasi lain dan notifikasi tak interaktif.

- Asisten suara jam ini terlalu berisik 

Spesifikasi

Huawei Watch GT 2 Sport

Dimensi: 45.9 x 45.9 x 10.7 mm

Panjang tali: 14 ~ 21 cmBerat41 g (tanpa tali)Layar

1,39 inci AMOLED 454 x 454, 462ppi, HD, support touch and slide

GPSGlonass; GalileoKonektivitas

Bluetooth: BT5.1, BLE / BR / EDR

Sensor: Accelerometer, Gyroscope,

Geomagnetic, Optical heart rate,

Ambient light, Air pressure, Capacitive

Baterai14 hariCompatibility

Android 4.4 or later; iOS 9.0 or later

Tahan air: 5ATM water-resistant; tahan hingga kedalaman 50 meter

Chipset Kirin A1 wearable

Fitur: Bluetooth calling (versi 46 mm), in-device music, message notification, sleep tracking, stress monitoring

sistem operasi: huawei wearable platform

Memori internal: 4GBHarga

Rp2,7999 juta (Sport); Rp2,999 juta (Elegant); Rp2,599 juta (42 mm). (*)


Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul "Huawei Watch GT 2, Baterai Mumpuni Tapi Bodi Bongsor" 

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20191205113331-185-454386/huawei-watch-gt-2-baterai-mumpuni-tapi-bodi-bongsor

Huawei Watch GT 2 UNBOXING


Artikel Terkait