Dalam penelitian ini, kali pertama ilmuwan menggunakan data dari satelit untuk mendeteksi fenomena pencairan es dari luar angkasa.

Gawat!! Kondisi Bumi di Ujung Tanduk, Es Greenland Terus Mencair

ANALITIK.CO.ID - Peningkatan pemanasan global dampak dari perubahan iklim telah membuat iklim di daerah Greenland menghangat. 

Hal ini diprediksi akan menghadirkan ancaman banjir global.

Menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh para peneliti di University of Leeds, dalam satu dekade terakhir sebanyak 3,5 triliun ton es mencair dari permukaan pulau, dan mengalir ke laut.

Pencairan dengan jumlah tersebut dinilai cukup untuk menggenangi seluruh daratan Inggris setinggi 13 meter.

Dalam penelitian ini, kali pertama ilmuwan menggunakan data dari satelit untuk mendeteksi fenomena pencairan es dari luar angkasa.

Penelitian tersebut dikenal dengan istilah limpasan lapisan es.

Temuan yang dipublikasikan di Jurnal Nature Communicarions mengungkap bahwa limpahan air dari lelehan Greenland meningkat 21 persen selama empat dekade terakhir.

Thomas Slater yang juga peneliti di Pusat Pengamatan dan Pemodelan Kutub Leeds mengatakan Greenland rentan terhadap peningkatan cuaca ekstrem.

"Seperti yang telah kita lihat dengan bagian lain dunia, Greenland juga rentan terhadap peningkatan peristiwa cuaca ekstrem," ujar Slater dikutip Science Direct.

Ia mengatakan saat iklim menghangat, hal yang sangat masuk akal jika terjadinya pencairan ekstrem di Greenland, bahkan disebut akan sering terjadi.

Pengamatan ini menjadi langkah penting untuk membantu manusia meningkatkan model iklim dan memprediksi langkah yang baik pada abad ini.

Penelitian menunjukkan bahwa selama satu dekade dari 2011 hingga 2020, peningkatan limpahan air lelehan dari Greenland menaikkan permukaan laut secara global satu sentimeter.

Sepertiga dari total pencairan es meningkat pada saat musim panas yang ekstrem, pada 2012 dan 2019. Ketika itu cuaca ekstrem menyebabkan tingkat pencairan es yang memecahkan rekor dalam 40 tahun terakhir.

Naiknya permukaan air laut yang disebabkan oleh pencairan es meningkatkan risiko terjadinya banjir di pesisir seluruh dunia, dan mengganggu ekosistem laut di Samudra Arktik yang diandalkan untuk mencari sumber makanan.

Slater mengatakan meski adanya risiko tersebut, masih ada cara optimis yang bisa dilakukan yaitu memenuhi target untuk mengurangi emisi. Hal itu disebut Slater dapat mengurangi penyusutan es di Greenland hingga tiga kali lipat.

"Masih ada waktu untuk mencapainya," ungkapnya.

Amber Leeson, dosen senior dalam ilmu data lingkungan di Universitas Lancaster, mengatakan berdasarkan pemodelan menunjukkan bahwa lapisan es Greenland akan berkontribusi antara 3 sampai 23 sentimeter terhadap kenaikan permukaan laut global pada tahun 2100.

"Prediksi ini memiliki jangkauan yang luas, sebagian karena ketidakpastian yang terkait dengan simulasi proses pencairan es yang kompleks, termasuk yang terkait dengan cuaca ekstrem," pungkas Leeson seperti dikutip Yahoo News. (*)

Artikel ini telah tayang di cnbcindonesia.com dengan judul 'Es Greenland Terus Mencair, Alarm Banjir Global Kembali Bunyi'  https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20211109123807-199-718578/es-greenland-terus-mencair-alarm-banjir-global-kembali-bunyi


Artikel Terkait