Setiap orangtua di dunia pasti akan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anaknya, tanpa terkecuali. Segala perhatian dan kasih sayang tercurahkan dengan setulus hati agar anak-anaknya bisa tumbuh dengan baik.

5 Ucapan Toxic Positivity Orang Tua Pada Anak

ANALITIK.ID - Setiap orangtua di dunia pasti akan memberikan hal yang terbaik untuk anak-anaknya, tanpa terkecuali. Segala perhatian dan kasih sayang tercurahkan dengan setulus hati agar anak-anaknya bisa tumbuh dengan baik. 

Namun, tanpa disadari, terkadang perhatian yang diberikannya justru mengandung toxic positivity. Toxic positivity adalah ucapan perhatian dan penyemangat yang justru malah memberikan dampak negatif bagi mental. Jika terus menerus dilakukan, bentuk perhatian ini akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dimana anak akan merasa tertekan dan terluka. 

Berikut lima bentuk ucapan perhatian orangtua yang justru dinilai sebagai toxic positivity. 

1. "Kamu gak boleh sedih, harus jadi anak yang tegar"

Setiap anak itu boleh sedih dan harus mengeluarkan emosi negatif dalam dirinya. Jika emosi negatifnya tidak dikeluarkan, hal itu malah membuatnya semakin tertekan dan terluka. Sebagai orangtua, jangan memaksa anaknya untuk menjadi tegar.

Mengucapkan perhatian seperti itu, bukan malah membuat sangat anak merasa ada yang peduli, justru malah sebaliknya. Anak dituntut untuk menjadi sempurna dan harus bersikap baik, padahal menjadi sosok yang sempurna dan tegar itu harus dimulai dari contoh orangtua. 

2. "Kamu harus kuat, sebab kamu harus jadi contoh yang baik untuk adik-adikmu"

Merasa patah semangat hingga putus asa akibat masalah hidup yang tak kunjung berhenti pasti membuat siapa pun terpuruk. Sebagai orangtua katakanlah kata-kata penyemangat yang tulus. Namun, harus juga memilih kata yang baik untuk diucapkan. 

Mengucapkan kata "kamu harus kuat, harus jadi contoh yang baik untuk adik-adikmu" Bukanlah sebuah penyemangat. Perkataan seperti itu justru menunjukkan bahwa seorang kakak tidak boleh lemah. Padahal merasa di titik lemah itu wajar dan sangat normal terjadi. Tidak semua anak bisa berlaku kuat dan menyimpannya sendiri. 

3. "Secepatnya kamu harus dapat kerja, karena kami sudah mengeluarkan banyak uang untuk pendidikanmu"

Sebagai orangtua, tugas mereka adalah memberikan sandang, pangan dan papan. Biaya pendidikan sangat wajar mereka keluarkan untuk kebaikan anak-anaknya. 

Namun, saat keduanya sudah mulai mengungkit segala biaya yang telah dikeluarkan dan tanpa disadari menyuruh untuk menggantikan semuanya, itu adalah bentuk perhatian yang toxic. Setiap anak pasti tahu cara berterima kasih pada kedua orangtuanya, tanpa perlu mereka ucapkan secara terbuka. 

4. "Ini semua demi kebaikanmu"

Memang semua yang dilakukan oleh orangtua adalah demi kebaikan dari sang anak, tapi jika semuanya diatur oleh orangtua, lalu di mana peran anak untuk hidupnya sendiri? Hidup anak adalah keinginan anak.

Tidak baik mengatur segala hal yang berurusan dengan anak, apa lagi jika mendiskusikan tentang anak tanpa meminta persetujuan darinya. Memang semuanya demi kebaikan, tapi jika terus menerus anak tidak ada andil di dalam hidupnya sendiri, justru perilaku tersebut adalah bukti dari sebuah toxic positivity. 

5. "Baru segitu aja udah ngeluh, dulu kami lebih parah, harusnya kamu bersyukur"

Mengeluh adalah bentuk anak mengeluarkan segala beban yang selama ini dia hadapi dan pukul sendiri. Dengan mengeluh dirinya ingin didengar dan diberikan semangat oleh orangtuanya.

Ucapan "harusnya kamu bersukur" yg diberikan orangtua, bukan bermaksud si anak tak bersyurkur. Justru dirinya hanya mengharapkan kata penyemangat. Hidupnya memang tidak sama dengan kedua orangtuanya. Namun, berkata seperti itu pun tidak baik diucapkan terhadap anak. 

Nah, itulah lima bentuk ucapan perhatian yang justru dinilai sebagai toxic positivity. Sebagai orangtua, sebaiknya jangan pernah mengucapkan kelima hal di atas, karena efek tertekannya akan sangat besar bagi tumbuh kembang dan mental dari sang anak. (*)

Artikel ini telah tayang di idntimes.com dengan judul "5 Ucapan Perhatian Orangtua yang Dinilai Sebagai Toxic Positivity" 

https://www.idntimes.com/life/family/putri-rahayu-2/ucapan-perhatian-orangtua-yang-dinilai-sebagai-toxic-positivity-c1c2/full


Artikel Terkait