Apa yang Salah dengan Sistem Rekrutmen Partai Politik Kita?

Rekrutmen Partai Politik: Gerbang Kualitas atau Sekadar Transaksi?

Partai politik adalah pilar demokrasi, garda terdepan dalam melahirkan pemimpin dan wakil rakyat. Namun, di balik peran vitalnya, sistem rekrutmen internal partai kita seringkali menjadi "titik buta" yang menghambat lahirnya pemimpin berkualitas. Apa yang salah?

1. Lingkaran Tertutup dan Kedekatan Personal:
Alih-alih mencari talenta terbaik secara objektif, proses rekrutmen lebih didominasi oleh faktor kedekatan, loyalitas pribadi, atau jejaring lama. Ini menciptakan lingkaran tertutup, di mana peluang lebih besar diberikan kepada "orang dalam" atau mereka yang memiliki koneksi kuat, bukan berdasarkan kompetensi atau rekam jejak nyata. Akibatnya, banyak individu berintegritas dan berkapasitas tinggi sulit menembus barikade ini.

2. Pragmatisme dan Mahar Politik:
Pragmatisme politik acapkali mengesampingkan ideologi dan visi. Calon seringkali dipilih berdasarkan popularitas instan, kekuatan finansial (mahar politik), atau potensi elektoral jangka pendek, bukan karena reesan dan komitmen terhadap kepentingan publik. Posisi politik, baik di legislatif maupun eksekutif, terkadang diperlakukan seperti komoditas yang bisa diperjualbelikan, menggeser meritokrasi menjadi transaksional.

3. Minimnya Pengembangan Kader Berbasis Kualitas:
Banyak partai belum memiliki sistem kaderisasi yang kuat dan berkelanjutan, yang berorientasi pada pembentukan pemimpin yang berintegritas, visioner, dan memiliki kapasitas mumpuni. Proses rekrutmen cenderung bersifat ad-hoc menjelang pemilu, bukan hasil dari pembinaan jangka panjang yang terstruktur.

Implikasi Serius:
Sistem rekrutmen yang bermasalah ini melahirkan pemimpin yang kurang visioner, mudah tersandung kasus korupsi, atau hanya berorientasi pada kekuasaan pribadi dan kelompok. Kepercayaan publik terhadap institusi politik pun terkikis, menciptakan apatisme dan memperlambat kemajuan bangsa.

Untuk membangun demokrasi yang sehat, partai politik harus berani membuka diri. Membangun sistem rekrutmen yang transparan, berbasis meritokrasi, dan berorientasi pada kualitas serta integritas. Bukan sekadar gerbang transaksi, melainkan gerbang lahirnya pemimpin sejati yang mampu membawa perubahan nyata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *