Politik ‘Like’ dan ‘Share’: Citra Digital di Tangan Influencer
Di era digital ini, politik tidak lagi hanya tentang debat gagasan di mimbar formal atau berita media mainstream. Kini, panggung politik bergeser ke layar gawai, tempat di mana "citra" menjadi mata uang utama, diperkuat oleh gelombang influencer dan badai viralitas.
Influencer sebagai Jembatan Citra:
Influencer, dengan jangkauan dan "kedekatan" mereka yang otentik (atau terkesan otentik) dengan audiens, menjadi instrumen baru dalam politik pencitraan. Mereka mampu mengemas pesan politik menjadi lebih personal, relevan, dan mudah dicerna, seringkali menonjolkan sisi humanis atau gaya hidup seorang politisi ketimbang rekam jejak kebijakan yang kompleks. Kampanye tidak lagi sekadar janji, tapi menjadi "konten" yang bisa di-endorse, diperbincangkan, dan bahkan menjadi tren.
Viralitas sebagai Mesin Turbo:
Viralitas adalah mesin turbo yang mempercepat penyebaran citra tersebut. Sebuah narasi atau momen, baik yang direncanakan maupun spontan, bisa meledak dan membentuk opini publik dalam hitungan jam. Emosi seringkali menjadi bahan bakar utama viralitas; cerita inspiratif, meme lucu, atau bahkan kontroversi kecil dapat menyebar tak terkendali, menggeser fokus dari isu substantif ke sensasi yang bersifat sementara.
Dilema di Balik Kilau Digital:
Namun, di balik kekuatan ini tersimpan dilema besar. Politik pencitraan di era influencer dan viralitas seringkali mengedepankan kemasan daripada substansi. Prioritas bergeser dari kedalaman kebijakan menjadi sekadar "konten" yang menarik perhatian dan mengundang "like" atau "share." Hal ini berpotensi memanipulasi persepsi publik, menciptakan "gelembung realitas" di mana informasi terkurasi dan terfilter, mengikis ruang untuk diskusi kritis dan rasional.
Kesimpulan:
Fenomena ini menuntut kita sebagai audiens untuk lebih cerdas dan kritis. Jangan hanya terpukau pada kemasan visual atau gelombang viral, melainkan gali lebih dalam substansi, rekam jejak, dan dampak nyata dari setiap pesan politik yang beredar. Di tengah hiruk-pikuk "like" dan "share," integritas dan kualitas adalah nilai yang tak boleh terkikis.