Dari hasil audiensi itu, dihimpun bahwa syarat yang harus dipenuhi di setiap kota agar dinobatkan sebagai kota cerdas ialah kota harus dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien agar menghasilkan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup di dalam sebuah masyarakat.

Tim ITB Bakal Survei Samarinda untuk Kota Cerdas

ANALITIK.ID, SAMARINDA - Tahun 2019, Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mengadakan survei kota cerdas yang ketiga kalinya.

Samarinda masuk dalam salah satu kota yang akan disurvei terkait kota cerdas tersebut. 

Pada Kamis (3/10/2019), tim dari Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) telah melakukan audensi dengan Walikota Samarinda di Balaikota Samarinda. 

Dari hasil audiensi itu, dihimpun bahwa syarat yang harus dipenuhi di setiap kota agar dinobatkan sebagai kota cerdas ialah kota harus dapat mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien agar menghasilkan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup di dalam sebuah masyarakat. 

"Dari ITB kita punya Garuda Smart City Frame Work yang jadi acuan kota cerdas. Definisi dari kota cerdas yang kita punya adalah bagaimana di suatu kota dapat mengelola sumber dayanya secara efektif dan efisien agar menghasilkan layanan yang berkualitas dan dalam menyelesaikan permasalahan kota yang begitu dinamis harus dengan solusi-solusi yang cerdas," Rifda Marwa Ufaira, selaku asesor RKCI 2019. 

Di samping itu ada tiga domain yang juga dinilai yakni aspek ekonomi, lingkungan dan sosial. 

"Ada tiga domain juga yang menjadi penilaiannya yaitu, ekonomi, lingkungan dan sosial. Masing-masing itu bagaimana mobilitasnya, baik itu dukungan ekonominya, kesehatan dan pendidikannya, kemudian dari lingkungan mengenai tata ruang, pengelolaan sampah dan lainnya." ujarnya.

Lebih lanjut, persoalan banjir yang terjadi di Samarinda juga ikut dijawab, perihal apakah juga akan menjadi pertimbangan dari penilaian. 

"Masalah banjir itu masalah umum di setiap kota. Kita lebih melihat bagaimana kota menangani masalah tersebut mengenai tata kelolanya, dari prefentifnya sampai aksi setelah terjadi suatu bencana," ucapnya.

Untuk hal itu, kemungkinan kota Samarinda mendapatkan gelar kota cerdas belum bisa dipastikan.

"Kita belum tahu juga mengenai apakah (kota Samarinda) ada peluang, karena kita masih mengumpulkan data-data dari setiap kota, belum bisa menilai," katanya.(*) 

Suarakan Masalah Kemanusiaan di Wamena, Anggota MPR Menangis


Artikel Terkait