Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda semakin menggenjot rencana proyek Multi Years Contract (MYC), dalam hal pembangunan terowongan untuk memecahkan masalah kemacetan di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.

Pembangunan Terowongan Gunung Manggah, Wali Kota Andi Harun Sebut Akan Mulai Dikerjakan November Nanti

ANALITIK.CO.ID -  Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda semakin menggenjot rencana proyek Multi Years Contract (MYC), dalam hal pembangunan terowongan untuk memecahkan masalah kemacetan di Jalan Otto Iskandar Dinata, Kelurahan Sungai Dama, Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda.

Setelah lama dibicarakan, akhirnya rencana pembangunan terowongan tersebut akan direalisasikan.

Hal itu disampaikan Wali Kota Samarinda Andi Harun saat menghadiri acara seminar di gedung UMKT, pada Sabtu (3/9/2022) kemarin.

Dalam kesempatan itu, Andi Harun membeberkan bahwa pembangunan terowongan di wilayah Gunung Manggah akan mulai dikerjakan pada bulan November tahun ini.

"Insya Allah November ini kita akan membangun terowongan yang arah ke Sambutan" ungkapnya.

Adapun tujuan pembangunan terowongan tersebut diharapkan menjadi solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas di sekitar Gunung Manggah.

"Kenapa saya berpikir seperti itu, karena ketika saya merencanakan jalan layang atau pelebaran jalan di pasar Sungai Dama, ternyata biaya pembebasan lahannya lebih dari Rp 700 miliar lalu kemudian saya merencanakan kira-kira alternatif apa." jelasnya.

Sehingga, lanjutnya, dipilihlah opsi terowongan yang selain menjauhkan pemerintah dari persoalan sosial juga akan menjadi sebuah mahakarya dari pemerintahan saat ini.

"Sekaligus memecahkan masalah soal jalan, sekaligus meninggalkan sebuah bentuk bangunan infrastruktur kira-kira bisa dikenang dan menjadi kebanggaan orang Samarinda, yang mungkin tidak semua daerah memilikinya" imbuhnya.

Andi Harun menjelaskan, pembangunan terowongan dengan panjang sekitar 600 meter itu diperkirakan selesai pada tahun 2024.

Lamanya proses pembangunan bukan tanpa alasan, Andi Harun menyampaikan bahwa konsep terowongan yang akan dibangun berbeda dengan yang ada di Makassar.

Hal unik yang membedakannya adalah nantinya kondisi alam di atas terowongan seperti gunung dan pohon tetap dipertahankan sehingga perlu kehati-hatian dan memakan waktu lumayan lama.

"Kondisi tanah tidak berubah karena setiap 7 meter dibor Makanya kerjanya cukup lama karena kita tidak ingin merusak kondisi alam di atasnya." pungkasnya. (Advertorial)


Artikel Terkait