Upaya terbaik sedang dikerahkan dalam proses evakuasi dan pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182.

Jadi Benda Paling Dicari Untuk Ungkap Penyebab Kecelakaan Pesawat, Ini Seluk Beluk Black Box

ANALITIK.CO.ID - Berita Nasional yang dikutip ANALITIK.CO.ID tentang seluk beluk black box.

Upaya terbaik sedang dikerahkan dalam proses evakuasi dan pencarian korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182. 

Black box pesawat pun menjadi benda paling dicari untuk mengungkap penyebab kecelakaan.

Black box diburu karena perangkat tersebut menyimpan misteri yang bisa mengungkap penyebab kejadian. 

Black box bisa menyimpan percakapan yang terjadi antara pilot kepada krunya atau menara pengawas.

Selain itu, black box juga bisa menyimpan berbagai informasi yang didapat dari banyak sensor di pesawat terkait masalah yang potensial menjadi penyebab kecelakaan. 

Nantinya, informasi yang terekam di black box akan dijadikan petunjuk oleh pihak berwenang untuk mengungkap misteri penyebab kecelakaan.

Namun selain hal itu, sebenarnya masih banyak hal lain terkait black box yang jarang diketahui. 

Berikut ini seluk beluk black box seperti dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

1. Black box tak berwarna hitam

Meski namanya black box, aslinya perangkat ini tak berwarna hitam sama sekali. 

Warna perangkat black box pesawat adalah oranye. 

Tentu bukannya tanpa tujuan, pemilihan warna oranye ditentukan agar black box mudah ditemukan karena warnanya mencolok.

2. Punya dua bagian

Meski hadir dalam satu paket, black box sebenarnya punya dua bagian yang terdiri dari Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (VCR). Seperti penjelasan di atas, masing-masing bagian punya tugasnya masing-masing.

FDR bertugas menyimpan data penerbangan, sedangkan VCR menyimpan percakapan antara pilot kepada krunya atau menara pengawas yang terekam selama beberapa waktu sebelum kecelakaan.

Black box terbaru telah menggunakan memori jenis solid-state sebagai media penyimpanannya. Adapun kapasitas penyimpanannya bisa menampung sampai 700 parameter data penerbangan.

3. Asal teknologi black box

Perusahaan pembuat pesawat terbang paling populer saat ini memang diisi oleh Boeing dan Airbus yang berkantor di Amerika Serikat dan Prancis. Tapi teknologi black box yang merupakan salah satu bagian penting sebuah pesawat juga ada yang berasal dari Australia.

Penciptanya bernama Dr David Warren yang pertama kali mendesainnya pada tahun 1950. Ia menciptakan black box karena terinspirasi dari kecelakaan pesawat yang merenggut nyawa ayahnya pada tahun 1934 saat ia masih berusia 9 tahun.

Prototipe pertama black box dibuat tahun 1956 dengan nama ARL Flight Memori Unit. Namun ternyata butuh sekitar 5 tahun bagi Warren hingga black box buatannya baru dianggap penting oleh dunia penerbangan.

4. Lewat sebulan, black box sulit ditemukan

Agar lebih mudah ditemukan, black box pesawat juga telah dibekali pemancar dalam paketnya. Pemancar tersebut baru akan aktif bila black box terkena air.

Pemancar black box sanggup bertahan hingga kedalaman laut mencapai 4 km. Setelah aktif, pemancarnya akan terus menerus mengirimkan sinyal per satu detik selama 30 hari penuh. Berarti, jika setelah satu bulan tak ditemukan, black box akan sulit ditemukan.

Pun demikian, sudah ada alat khusus yang bisa menemukan lokasi black box bila pemancarnya sudah tak aktif, bernama Towed Pinger Locator. Alat tersebut diklaim bisa mengenali black box meski di kedalaman laut hingga 20 ribu meter.

5. Pakar tidak menyebutnya black box

Para pakar biasa menyebut black box dengan sebutan electronic flight data recorders. Sejauh ini memang tak jelas siapa yang mengawali penggunaan nama black box pada perangkat tersebut.

Spekulasi yang beredar menyebutkan, awal penyebutan black box berasal dari model pertamanya yang punya bagian dalam berwarna gelap. Sementara spekulasi lainnya mengatakan, black box pertama kali dipopulerkan oleh seorang jurnalis yang mendeskripsikannya sebagai kotak hangus.

Alasannya, karena perangkat black box kerap ditemukan dalam kondisi hangus setelah kecelakaan pesawat. Dalam kotak hitam, tak cuma suara pilot yang akan terdengar, melainkan seluruh ruangan kokpit. Dengan demikian, tim penyelidik bisa mereka-reka seperti apa kejadian yang terjadi di kokpit menjelang kecelakaan terjadi.

6. Tahan di kondisi ekstrem

Mengantisipasi lokasi berkondisi ekstrem, black box dibekali material titanium atau stainless steel yang dibuat dua lapis. Bagian yang melindungi komponen-komponen penting black box bahkan diklaim bisa tahan tekanan sampai 3.400G.

Material pelindung black box juga tahan ditimpa beban ratusan kilogram dari ketinggian 3 meter. Selain itu, pelindung black box juga tahan semburan api sampai ribuan derajat celcius. Ketahanannya terhadap panas juga dibuktikan dengan merebusnya di dalam tanki pesawat jet yang punya suhu luar biasa tinggi.

7. Black box tak sepintar smartphone

Dengan kelebihan yang dimiliki, black box bisa dibilang sebagai salah satu perangkat canggih yang ada di dunia. Namun ternyata kecanggihannya tak lebih baik dari sebuah smartphone.

Sebuah smartphone, meski yang harganya cuma ratusan ribu rupiah, bisa diketahui lokasinya secara real time melalui teknologi GPS dan sambungan seluler. Faktanya, hal semacam itu malah sulit dilakukan pada black box.

Namun tentu ada alasan di balik ini. Black box butuh bandwidth super besar untuk mengirimkan informasi karena besarnya data yang disimpannya. Selain itu, kecepatan akses data di tiap negara juga berbeda-beda sehingga cara tersebut masih sulit diimplementasikan. (*)

Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul "Seluk-beluk Black Box yang Dicari dalam Kecelakaan Pesawat", https://inet.detik.com/science/d-5328175/seluk-beluk-black-box-yang-dicari-dalam-kecelakaan-pesawat/2


Artikel Terkait